Sekolah Sepanjang Hari Sorsel Direspons Positif Orang Tua, Prof Fatem: UNIPA Hadirkan Solusi 

"Program SSH di Kabupaten Sorong Selatan merupakan bukti nyata, bukti kuat dari dukungan UNIPA demi pendidikan yang setara"

Dokumentasi UNIPA
Momen Wakil Rektor I UNIPA, Prof Sepus Fatem, bersama mama-mama Papua (orang tua) murid program SSH di Distrik Konda Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, belum lama ini.  

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Warga Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, menyambut positif kehadiran program Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di daerah itu. 

Progam SSH merupakan kolaborasi Universitas Papua (UNIPA) dan Pemda Sorsel dalam upaya meningkatkan angka melek huruf dan pendidikan karakter bagi anak-anak Sorong Selatan.

Harapannya, Sekolah Sepanjang Hari menjadi penggerak pembangunan pendidikan di Tanah Papua. 

Hal itu diungkapkan Mama Marike Mabruaru, perwakilan orang tua murid yang sedang menempuh pendidikan literasi dasar dan pembinaan karakter di SSH Distrik Konda. 

Baca juga: Hadirkan "SSH" di Sorsel, Prof Fatem: Inovasi Adaptif UNIPA bagi Fatamorgana Pendidikan Tanah Papua 

 

"Pertama, saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama Pemda Sorsel dan UNIPA yang menetapkan Distrik Konda dan anak-anak negeri ini sebagai pionir program SSH," ujar Mama Marike melalui siaran pers Senin (4/3/2024). 

Diakui Mama Marike, tiga bulan sejak dibukanya program SSH di SD Inpres Konda, sebagian besar anak-anak yang terlibat sudah fasih membaca dan menulis. 

"Ini merupakan kebanggaan sebab anak saya sudah bisa baca dan tulis. Selama ini, dia tidak bisa. Sekarang sudah bisa semuanya," ucap Marike Mabruaru.

Hal serupa juga diungkapkan dua orang tua lainnya yakni Agustina Paroi dan Yubeline Meres. 

Mereka mengaku ada perubahan nyata yang dialami anak mereka sejak mengikuti pendidikan di Sekolah Sepanjang Hari.

"Kami bersyukur kepada Tuhan, yang telah memberikan "hikmat" kepada Bupati Sorsel sehingga memberikan dukungan dan bantuan terhadap program SSH."

Kami juga berterima kasih kepada Tim UNIPA dan para guru yang telah menolong anak-anak kami,," kata Agustina Paroi diamini Mama Yubeline Meres.

Baca juga: Kolaborasi UNIPA-Pemkab Sorsel, SSH Distrik Konda Didik 107 Anak Asli Papua 

Merespons dukungan para orang tua tersebut, Wakil Rektor (Warek) I UNIPA Bidang Akademik, Profesor Sepus Fatem, menyimpulkan bahwa SSH merupakan salah satu jawaban (solusi) terhadap pola pembangunan pendidikan di bumi Papua.  

Jika dilihat secara saksama, ucapnya, program SSH mewajibkan anak-anak (murid) untuk datang lebih pagi ke sekolah dan pulang ke rumah di sore hari.  

Pola ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk pendidikan yang diarahkan untuk membangun sikap disiplin yang tinggi, mutu akademik tinggi, pemenuhan kualitas gizi yang baik maupun, kemampuan berinteraksi dengan  orang lain yang beda status sosial.  

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved