DJPb Papua Barat: Penerimaan Negara Hingga Februari 2024 Rp 323,53 Miliar

Disebutkannya, kontraksi di sektor konstruksi ini disebabkan telah berakhirnya proyek konstruksi yang tidak terulang lagi di tahun 2024.

istimewa
PAPUA BARAT - Dokumentasi Presscon ALCo Realisasi s.d. 29 Februari Tahun 2024 Regional Papua Barat 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Papua Barat mencatat, realisasi Pendapatan APBN Regional Papua Barat hingga 29 Februari 2024, mencapai 9,12 persen dari target atau sebesar Rp323,53 miliar.

Kepala Perwakilan (Kakanwil) DJPb Papua Barat Purwadhi Adhiputranto mengatakan, realisasi pendapatan terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri sebesar Rp241,69 miliar, dengan kontribusi terbesar yaitu PPh Non Migas mencapai Rp143,02 miliar.

Disusul oleh penerimaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah) yang mencapai Rp94,62 miliar.

Baca juga: Sejumlah Provinsi Hapus BBNKB II dan Tarif Pajak Progresif, Bagaimana Pemprov Papua Barat?

Baca juga: KPP Pratama Manokwari Jemput Bola, Layani Wajib Pajak di Manokwari Selatan

“Dari lima sektor dengan kontribusi terbesar, terdapat sektor yang mengalami pertumbuhan neto negatif,” ungkap Purwadhi Adhiputranto dalam keterangan pers yang diterima TribunPapuaBarat.com, Senin (1/4/2024).

Ia memerinci, sektor yang mengalami pertumbuhan neto negatif, di antaranya sektor administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib mengalami kontraksi sebesar 46.43 persen (yoy) dan mempunyai kontribusi sebesar 31.51 persen.

Ia menjelaskan, kontraksi tersebut disebabkan telah berakhirnya proyek yang didanai APBN dan APBD yang tidak terulang lagi di 2024, seperti proyek yang dikerjakan oleh Dinas PUPR Kabupaten Teluk Bintuni.

Sektor lainnya yakni sektor konstruksi yang mengalami kontraksi sebesar 79.33 persen (yoy) dan mempunyai kontribusi sebesar 4.41 persen.

Disebutkannya, kontraksi di sektor konstruksi ini disebabkan telah berakhirnya proyek konstruksi yang tidak terulang lagi di tahun 2024.

Di sisi lain, ucapnya, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor tumbuh disebabkan peningkatan aktivitas perdagangan.

“Sektor ini tumbuh 18.52 persen (yoy) dan mempunyai kontribusi sebesar 13.67 persen,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh 5.56 persen (yoy) dan mempunyai kontribusi sebesar 11.97 persen.

Sektor industri pengolahan tumbuh 18.08 persen (yoy) dan mempunyai kontribusi sebesar 11.30 persen.

Ia menyebut, pertumbuhan sektor ini disebabkan peningkatan aktivitas industri pengolahan yang menjadi penopang kegiatan ekonomi di Provinsi Papua Barat, di antaranya industri migas, kayu lapis, kelapa sawit, dan semen.

Ia menyampaikan, penerimaan pada sektor penerimaan negara bukan pajak (PNBP) telah mencapai 29,32 persen dari target mencapai Rp80,69 miliar.

“Kinerja PNBP ditopang dengan adanya kenaikan yang sangat signifikan pada pendapatan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved