Berita Fakfak
Kisah Farel Zidane Souhoka, Pemuda Muslim Asal Fakfak Papua Barat yang Ikut Pesparawi XIV di Sorong
Pelajar SMA Negeri 1 Fakfak itu tampil dalam grup paduan suara untuk kategori Musik Gerejawi Nusantara bersama anak-anak Fakfak lainnya.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Kisah inspiratif dan cerminan Budaya Satu Tungku Tiga Batu datang dari seorang anak muda bernama Farel Zidane Souhoka (17).
Farel Zidane Souhoka merupakan peserta Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIV Se-Tanah Papua asal Kabupaten Fakfak Papua Barat yang beragama Islam.
Ia tampil dengan penuh percaya diri merepresentasikan kultur toleransi dalam keberagaman masyarakat Fakfak di ajang Pesparawi XIV.
Baca juga: Pesparawi XIV Se-Tanah Papua Diikuti 1.746 Peserta, Musaad: Mari Melahirkan Talenta Terbaik
Baca juga: Luksen Jems Mayor Saat Pesparawi XIV Se-Tanah Papua: Kitorang Satu karena Basudara
Pelajar SMA Negeri 1 Fakfak itu tampil dalam grup paduan suara untuk kategori Musik Gerejawi Nusantara bersama anak-anak Fakfak lainnya.
Farel Zidane Souhoka dengan identitas seorang Muslim tersebut bahkan mencuri perhatian Bupati Fakfak Untung Tamsil yang berkesempatan hadir langsung menyaksikan Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak di Kota Sorong.
"Saya sangat bangga bisa membawa nama Fakfak ke iven Pesparawi, bisa tampil di panggung besar merupakan impian saya sejak dulu," ujar Farel Zidane Souhoka kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Kamis (27/6/2024).
Lelaki berdarah Ambon dan Fakfak itu mengatakan, bakat menyanyi yang dimilikinya telah diketahui orangtua sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
"Orangtua saya bilang, saya selalu aktif bernyanyi dan suka sekali tampil saat TK," kenangnya.
Kemudian bakatnya kembali diasah secara lebih matang, sejak dirinya bergabung pada kelompok atau grup paduan suara "Nemehma Quaer".
"Cita-cita saya memang ingin masuk ke paduan suara Myristica Choir Kabupaten Fakfak yang sudah terkenal sekali," ujarnya
Ia pun sempat beradaptasi dengan teman-teman yang berbeda agama dan mulai belajar notasi lagu hingga jenis suaranya dikelompokkan.
"Saya tetap yakin karena punya bakat di situ (menyanyi atau olah vokal) maka ini tentu sudah jalan saya jadi tetap percaya diri, dan penerimaan dari teman-teman sangat baik kepada saya yang seorang Muslim," jelasnya.
Dirinya mengisahkan selalu berlatih dan tak pernah mempersoalkan perbedaan di antara mereka, karena semuanya satu anak-anak Fakfak.
"Kemudian ada info atau kabar pembukaan Pesparawi maka kami daftar dan ikut masuk ke dalam Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak," katanya.
Lanjut Farel, selanjutnya hari-hari penuh latihan menyanyi dan disiplin waktu.
"Hingga sampai kami pada tahap audisi, di minta angkat nada dan pengelempokkan suara, waktu itu saya dapat di bass 1 tenor 2 atau bariton," ucap Farel.
Singkat kisah, Farel dan kawan-kawan pun akhirnya resmi dikukuhkan menjadi Tim Pesparawi Kabupaten Fakfak dan siap dikirim ke Sorong untuk mengikuti Pesparawi.
"Kami berlayar naik kapal, dan di atas kapal suasana kekeluargaan itu semakin kental lagi, tanpa memandang perbedaan karena tujuan kami hanya satu yakni membawa nama harum Kota Pala Fakfak," pungkasnya.
Motivasi untuk Generasi Muda
Sebagai seorang Muslim, Farel Zidane Souhoka menyampaikan pesan toleransi untuk sesama saudara di Kabupaten Fakfak Papua Barat.
"Daerah yang kita tinggal terkenal akan keberagaman agama dan budaya, miniatur Indonesia ada di Fakfak, di mana ada beragam suku dan agama hidup berdampingan di Fakfak maka saya jadi contoh saya Islam tapi saya bisa berpartisipasi pada iven Pesparawi karena bakat dan prestasi," katanya.
Ia juga memberikan motivasi untuk teman - teman atau adik-adiknya yang memiliki bakat di bidang olah vokal tetaplah berkarya, tidak boleh minder, dan harus percaya diri.
"Jangan mudah menyerah, kalau gagah sekali coba lagi dan coba lagi, sampai bisa, kalau jatuh bangkit lagi tidak boleh terus kita terpuruk untuk wujudkan mimpi," ucapnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.