Berita Papua Barat

Jeffry Auparay Sebut Dua Hal Sebabkan Harga Ikan Penyumbang Inflasi di Papua Barat

Mengenai SPBN ini, ia menyatakan jarak tangkap kini makin menjauh. Hal itu berlaku semenjak dibentuknya Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Tengah.

Penulis: R Julaini | Editor: Libertus Manik Allo
Tribunpapuabarat.com//Rachmat Julaini
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat, Jeffry Auparay. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Barat, Jeffry Auparay menyebutkan ada dua hal yang menyebabkan harga ikan menyumbang inflasi di Papua Barat.

Dua hal yang dimaksud ialah masalah cuaca yang tidak menentu dan keterbatasan infrastruktur khususnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar bagi Nelayan (SPBN).

Jeffry Auparay menjelaskan cuaca adalah kondisi alam yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya tetapi berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perikanan.

Baca juga: Pemprov Papa Barat Bakal Buat Toko Inflasi, Harganya Lebih Murah

Baca juga: Ali Baham Temongmere Canangkan Perkebunan Pemprov Papua Barat di Susweni, Antisipasi Inflasi Daerah

Musim hujan berkepanjangan disebut mengganggu aktivitas nelayan, menyebabkan keterlambatan penangkapan ikan, dan bahkan mengakibatkan kerusakan pada sarana dan prasarana penangkapan ikan.

Dari sisi infrastruktur, Provinsi Papua Barat hanya memiliki satu SPBN di Manokwari.

Pembangunan SPBN di Distrik Manokwari Selatan menjadi solusi yang strategis untuk mengatasi keterbatasan akses BBM bagi nelayan di wilayah tersebut.

"Dengan adanya SPBN di Manokwari Selatan, nelayan dapat mengakses BBM dengan lebih mudah dan efisien, sehingga dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas penangkapan ikan," jelas Jeffry Auparay, Senin (8/7/2024).

"Kalau Pemkab Manokwari bisa membebaskan lahan di daerah Manokwari Selatan, kami dan Pertamina bisa memberikan izin bagi pelaku usaha membangun SPBN. Setidaknya dua unit," lanjutnya.

Mengenai SPBN ini, ia menyatakan jarak tangkap kini makin menjauh. Hal itu berlaku semenjak dibentuknya Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Tengah.

Jeffry Auparay menyebutkan, jarak tangkap nelayan ini harus ditempuh hingga 50 mil laut.

"Itu kalau mau mengejar ikan tuna. Dan karena itu perlu BBM yang cukup," klaimnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved