Pilkada Teluk Wondama

Kendala Jaringan Internet di Teluk Wondama, Petugas Pantarlih Coklit di Laut

"Petugas Pantarlih harus cari kampung lain untuk bisa sinkronkan data," kata Ketua KPU Teluk Wondama, Yustinus Rumabur

|
Dokumentasi TribunPapuaBarat.com
Pulau Nusrowi, Kampung Yembekiri, Distrik (Kecamatan) Rumberpon, Teluk Wondama, Papua Barat, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Ketiadaan jaringan internet masih menjadi masalah proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih pilkada 2024 di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Beberapa kampung dan pulau terluar tidak memiliki jaringan internet sehingga petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) melakukan coklit manual lalu mencari tempat lain untuk menyinkronkan data.

"Pantarlih kesulitan di Distrik Wamesa, Pulau Roswar, dan Distrik Rumberpon. Mereka harus cari kampung lain untuk bisa sinkronkan data," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Teluk Wondama, Yustinus Rumabur, Kamis (18/07/2024).

Bahkan agar pencoklitkan tuntas sesuai batas akhir pada 24 Juli 2024, ucapnya, beberapa petugas melakukan pencoklitan di laut di atas perahu.

Baca juga: Berikut Profil Elysa Auri, Bacabup Teluk Wondama Papua Barat 2024-2029

 

"Operator di kabupaten perlu menjemput di kampung untuk coklit di laut atau di pantai atau di lokasi lain yang ada jaringan internet," ujar Yustinus Rumabur.

Ia mencontohkan warga di Pulau Roswar harus menyeberang ke Kampung Yomber di Distrik Wamesa untuk bisa coklit.

"Mereka harus putar pulau untuk sinkron di sana," kata ketua KPU Teluk Wondama tersebut.

Proses ini, ucapnya, juga sangat bergantung pada cuaca. Jika angin dan ombak besar, proses pencoklitan data di laut dapat dilaksanakan.

Ia berharap masalah jaringan internet menjadi perhatian selama proses pilkada 2024 di Teluk Wondama, Papua Barat.

Menurutnya, selain saat tahapan coklit, jaringan internet juga sangat dibutuhkan pada hari pencoblosan, 27 November 2024.

Baca juga: Sosok Adolof Olof Wonemseba, Penerima Piala Kalpataru dari Teluk Wondama Papua Barat

Pelajaran penting, ucapnya, terjadi pada pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) pada Februari lalu.

"Pada 27 November nanti, kami pasti pakai internet lagi untuk meng-upload data hasil pemilihan," kata Yustinus Rumabur.

Saat pemilu 2024, ucapnya, jaringan internet menjadi persoalan di mana-mana.

Karena jaringan tidak mendukung, petugas mengupload data lebih dari satu kali karena selalu ada respons "gagal ter-upload".

Nyatanya, komputer tetap mengakumulasi data yang diinput berulang-ulang tersebut.

Baca juga: Partai Golkar Teluk Wondama Buka Penjaringan Bacabup dan Bacawabup

Sebelumnya, ia menyebut coklit data pemilih mencapai 92,32 persen di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat per Selasa (16/07/2024) pukul 16.53 WIT.

Namun, KPU Teluk Wondama memperkirakan sudah mencapai coklit sudah 97-98 persen jika ditambah data pada 17 dan 18 Juli 2024.

Jumlah daftar penduduk potensial pemilih (DP4) dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) meningkat dibandingkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Teluk Wondama pada Pemilu 2024.

"DPT kami saat pemilu ada 26.513, sedangkan DP4 28.860," ujar Yustinus Rumabur.

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved