Papuan Observatory for Human Rights: Papua Butuh Pemimpin yang Paham dan Hormat Budaya

"Buka ruang dialog, diskusi, dan komunikasi yang konstruktif dgn mereka untuk mecarikan jalan keluarnya," ucapnya.

Istimewa via Tribun-Papua.com
Eksekutif Papuan Observatory for Human Rights, Thomas CH Syufi. 

Tak kurang dari Rp 1.000 triliun dana otsus yang digelontorkan ke Papua, namun belum memberi dampak yang signifikan dan menjawab persoalan substansi dan mendasar yang membelit rakyat Papua selama 60-an tahun, Papua menjadi bagian dari Indonesia.

"Otsus hanya dipergunakan untuk pesta pora di dunia birokrasi, belanja pegawai, jalan dinas, kegiatan fiktif yang tidak tepat sasaran untuk mengubah taraf hidup OAP," katanya.

Ia menambahkan, Papua hari ini butuh pemimpin yang rendah hati dan penyayang seperti orang Samaris yang baik hati, bukan penguasa yang serakah, angkuh, hedonis, materialistik, dan egois yang anti-diaskusi dan dialog serta tdk menghormat nilai-nilai budaya dan adat orang Papua

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Thomas Syufi: Papua Butuh Pemimpin yang Rendah Hati

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved