Berita Fakfak
Disbun Fakfak Dukung Investasi Perkebunan Kelapa Sawit di Bomberai, Jamin Pasokan Listrik
"Tentunya ini untuk mendukung pabrik sawit dan launching listrik 24 jam grid Kampung Mambunibuni-Kriwaswas-Kampung Kinam," katanya.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Dinas Perkebunan (Disbun) Fakfak Papua Barat jalin audiensi dengan PLN.
Audiensi itu membahas pasokan listrik di kawasan Bomberai dalam mendukung investasi perkebunan sawit.
"Dinas Perkebunan Fakfak memfasilitasi pertemuan antara PT Rimbun Sawit Papua (RSP) bersama PLN Fakfak berkomitmen untuk membicarakan potensi daya pembangkit listrik di Fakfak," kata Plt Kepala Disbun Fakfak Papua Barat, Widi Asmoro Jati saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Agustinus Warbaal: Lahan Sawit di Papua Barat Masih Potensial untuk Tumpang Sari Padi dan Jagung
Baca juga: Dinas Pertanian Manokwari: Tahun Ini Ada Hibah 15 Miliar untuk Perkebunan Sawit Rakyat
Dikatakan Widi Asmoro Jati, pasokan kelistrikan berguna untuk mendukung investasi perkebunan Sawit di Distrik Bomberai yang saat ini telah berproduksi.
"Dalam kesempatan itu, kami juga menghadirkan Wakil Bupati Fakfak, Yohana Dina Hindom sebagai pengambil kebijakan di daerah," tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, dibeberkannya, ada 3 agenda yang dibahas, mulai dari gambaran potensi daya pembangkit listrik di Fakfak, produksi CPO dan estimasi kebutuhan listrik.
"Tentunya ini untuk mendukung pabrik sawit dan launching listrik 24 jam grid Kampung Mambunibuni-Kriwaswas-Kampung Kinam," katanya.
Widi Asmoro Jati mengatakan, dukungan terhadap investasi perkebunan sawit ini juga menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk produksi hasil sawit.
"Sehingga dengan sharing antara pihak terkait dipastikan akan ada solusi percepatan untuk memberikan akses listrik bagi kebutuhan investasi sawit yang sudah berproduksi juga permukiman masyarakat bisa menyala 1x24 jam," katanya.
Sementara dari pihak ULP PLN Fakfak, Rizal kepada Tribun mengatakan bahwa khususnya Kawasan Bomberai ternyata kapasitas listrik baru tersedia 380 KW dengan beban puncak melayani konsumsi masyarakat hingga 350 KW.
"Oleh karenanya, pertemuan ini akan dilaporkan ke tingkat atas agar dalam rencana memenuhi kebutuhan untuk kawasan Bomberai bersama operasional listrik pabrik dapat segera direncanakan dan ditindaklanjuti," tegasnya.
Kaitannya dikatakan Rizal tentu untuk mendorong investasi energi listrik, sehingga kawasan ini bisa terlayani listrik 24 jam dan dukungan terhadap produktivitas pabrik dapat terlayani.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.