Persoalkan Pemecatan oleh Polda NTT, Rudy Soik: Saya Tidak Takut Diintimidasi

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Ipda Rudy Soik mengaku tak takut terhadap segala intimidasi yang dialaminya setelah dipecat Polda Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, berbagai intimidasi nyata ia rasakan dalam beberapa waktu terakhir.

Bagi Rudy Soik, tindakan tersebut merupakan bentuk arogansi.

"Prinsipnya, saya tidak takut dengan model seperti itu, saya tidak takut," ujarnya saat wawancara khusus di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Sabtu (26/10/2024).

Baca juga: Anggota Polda NTT Ipda Rudy Soik Dipecat Setelah Bongkar Mafia BBM di Kupang

Merespons intimidasi-intimidasi itu, Rudy Soik memilih untuk menempuh jalur hukum di Jakarta.

Melalui jalur yang sama, ia pun mempersoalkan pemecatan yang dapat dari Polda NTT.

Jika tak menempuh jalur hukum, masalah yang dialaminya bisa memancing emosi warga, terutama keluarganya.

Ia datang ke Jakarta untuk menghindari segala tindakan pelanggaran hukum.

"Saya harus mengambil langkah-langkah hukum di Jakarta. Kalau saya terus di NTT, langkah hukum itu tak bisa terjadi karena saya dikelilingi keluarga besar," ucap Ipda Rudy Soik.

Di Jakarta, ia sudah melaporkan Polda NTT ke Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Baca juga: Iptu Rudy Soik Rencana Laporkan Dua Pejabat Polda NTT ke Mabes Polri

Rencananya, Rudy Soik juga ke Mabes Polri dan DPR RI.

Diberitakan sebelumnya, Ipda Rudy Soik dipecat sebagai anggota Polda NTT melalui sidang Komisi Kode Etik Polri, Jumat (11/10/2024).

Kabar yang berkembang, pemecatan tersebut menyusul pengungkapan mafia bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan Rudy.

Dalam sidang etik, ia dianggap melanggar kode etik prosedur penyelidikan lantaran memasang garis polisi pada drum dan jerigen kosong di dua lokasi berbeda.

Ipda Rudy dinilai tidak profesional menyelidiki kasus BBM bersubsidi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengaku Diintimidasi Usai Dipecat Polda NTT, Ipda Rudy Soik: Saya Tidak Takut