Natal 2024

Rayakan Natal, Ikatan Mahasiswa Puncak di Manokwari Coba 'Menu Baru' yang Berkesan

“Biasanya kalau kami mau menyiapkan hidangan dengan cara bakar batu, persiapannya cukup berat," kata Lenus Kulua

TribunPapuaBarat.com/Matius Pilamo Siep
Proses bakar babi guling sebagai hidangan perayaan Natal bagi Ikatan Mahasiswa Puncak di Manokwari, Papua Barat, Senin (23/12/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Perayaan Natal adalah momen yang penuh kebahagiaan, tidak hanya karena makna spiritualnya, tapi juga karena kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman dan merayakan tradisi. 

Bagi Ikatan Mahasiswa Puncak (IMP), perayaan Natal kali ini di Manokwari memiliki keunikan tersendiri. 

Kali ini, babi guling menjadi hidangan utama, menggantikan tradisi bakar batu yang biasanya mereka lakukan. 

Ketua IMP, Lenus Kulua, menyebut ibadah perayaan Natal kali ini adalah gabungan antara mahasiswa Puncak yang berstudi di Manokwari dan Sorong. 

Setiap tahun, ucapnya, persiapan untuk konsumsi Natal IMP biasanya dilakukan dengan tradisi bakar batu. 

Kali ini, dengan jumlah anggota yang terbatas, diputuskan untuk mencoba hal baru yang dianggap lebih sederhana namun tetap berkesan. 

Baca juga: Ikatan Mahasiswa Puncak Rayakan Natal Gabungan di Manokwari, Lenus Kulua: Mewujudkan Kebersamaan

 

“Biasanya kalau kami mau menyiapkan hidangan dengan cara bakar batu, persiapannya cukup berat. Kali ini kami mencoba hal baru yang kami anggap simpel, yaitu dengan mencoba makan khas Bali, yakni babi guling,” ujarnya.

Menurutnya, ini pertama kali Ikatan Mahasiswa Puncak untuk menyajikan babi guling sebagai bagian dari perayaan Natal. 

Ia pun mengatakan, babi guling yang dikenal sebagai hidangan khas Bali, terbuat dari anak babi yang perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, kemudian dipanggang sambil diputar. 

“Kami mencoba menciptakan hal-hal baru, termasuk dalam hal konsumsi. Semua yang kami lakukan ini adalah sesuatu yang belum pernah kami buat sebelumnya,” kata Lenus Kulua

Meskipun ada usulan untuk tetap mengadakan tradisi bakar batu atau baraben, pengurus IMP memutuskan untuk mengambil langkah yang berbeda. 

“Teman-teman lain juga menyarankan untuk kita bakar batu atau baraben, tetapi kami pengurus menyatakan hal itu sudah biasa dilakukan, sehingga kami putuskan untuk melakukan hal yang baru sesuai kondisi kami,” ucap Lenus. 

Baca juga: Hugo Warami Ajak Akademisi dan Mahasiswa UNIPA untuk Ikut Natal Bersama

Keputusan ini, menurutnya, juga bertujuan untuk mencatat sejarah bahwa mahasiswa Puncak di Manokwari pernah melakukan sesuatu yang berbeda. 

“Kami ingin mencatat sejarah bahwa mahasiswa gunung dari Puncak yang ada di Manokwari tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya,” katanya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved