Sempat Turun, Jumlah Unjuk Rasa dan Pemalangan di Manokwari Meningkat Lagi pada 2024

Kompol Agustina Sineri menyebut kasus pemalangan terjadi karena berkaitan dengan dinamika pada tahun politik.

Penulis: R Julaini | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TribunPapuaBarat.com/Rachmat Julaini
Wakapolresta Manokwari, Kompol Agustina Sineri (tengah), memimpin konferensi pers berkaitan penanganan kasus di Polresta Manokwari sepanjang 2024, Selasa (31/12/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Jumlah kasus kejahatan, pelanggaran, dan gangguan Kamtibmas lainnya di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, disebut menurun pada 2024.

Wakapolresta Manokwari, Kompol Agustina Sineri, menyebut jumlah kejahatan di Manokwari pada 2022 mencapai 795 kasus kemudian turun menjadi 664 kasus pada 2023.

“Sedangkan 2024 jumlahnya, mencapai 625 kasus atau turun sebanyak 39 kasus,” katanya dalam konferensi pers akhir tahun di Mapolresta Manokwari, Selasa (31/12/2024).

Ia memastikan semua kasus tersebut mengalami penurunan.

Baca juga: Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Fakfak Meningkat Signifikan Sepanjang 2024

 

Di sisi lain, jumlah unjuk rasa dan pemalangan di Kabupaten Manokwari naik dibandingkan 2023. 

Pada 2023 terdapat 52 kasus unjuk rasa dan 39 kasus pemalangan, lalu naik menjadi 56 kasus unjuk rasa dan 42 pemalangan selama 2024.

Kompol Agustina Sineri menyebut kasus pemalangan terjadi karena berkaitan dengan dinamika pada tahun politik.

Pada Februari 2024, ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

Pada November 2024, ada pemilihan kepala daerah, tingkat provinsi dan kabupaten atau kota.

“Jumlah kasus pada 2022 tinggi sekali, yakni 50 kasus pemalangan dan 70 kasus unjuk rasa,” katanya.

“Unjuk rasa maupun pemalangan ini (kenaikannya) dipengaruhi situasi Pilkada,” ujar Agustina Sineri.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved