Kisah 4 Perempuan di Kampung Rawasugih Sorong, Jadi Guru untuk Sekolah di Tengah Hutan
Mereka adalah guru-guru di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Rawasugih yang terletak di tengah hutan, jauh dari keramaian.
Sang kepala sekolah mengatakan SD Muhammadiyah Rawasugih didirikan pada 2024.
"Sekolah ini didirikan atas bantuan hibah tanah dari warga kampung," kata Suharnawati.
Selain Suharnawati, Novi Kusmirah Satu ikut berperan penting dalam pengembangan sekolah ini.
Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Korem 182/Jazira Onim, Kodam XVIII Kasuari, itu ikut mengajar di SD Muhammadiyah Rawasugih.
Berbekal satu keyakinan, ia mengaku tulus mengajar di sekolah yang ada di tengah hutan itu.
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah masa depan," kata Novi Kusmirah.
Ia berharap SD Muhammadiyah Rawasugih terus berkembang dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Artikel ini telah tayang di Tribunsorong.com dengan judul Kisah 4 Guru Wanita di Papua Barat Daya, Mengajar di Sekolah Pedalaman Hanya 14 Siswa
Antisipasi Kerawanan di Sorong, Polda Papua Barat Kirim 100 Brimob |
![]() |
---|
Massa Rusak Rumah Gubernur Papua Barat Daya, Anak-anak Sekolah Panik |
![]() |
---|
Ketua FKUB Papua Barat Sebut Pemuka Agama Pionir di Daerah Terpencil |
![]() |
---|
Temui Menteri Agama, Luksen Jems Mayor Serahkan Noken Aspirasi Masyarakat Papua |
![]() |
---|
3 Anak Perempuan Terseret Arus di Pantai Ompap Sorong, 2 Orang Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.