Pencarian Iptu Tomi Marbun

Frits Ramandey : Kami Tidak Bisa Balik ke Sungai Rawara Teluk Bintuni, Ancamannya Nyata dan Jauh

Frits Ramandey dan warga sipil lain yang ikut misi pencarian Iptu Tomi Marbun dievakuasi ke Kampung Mayado, Moskona Selatan, Teluk Bintuni.

Istimewa
TIM PENCARIAN - Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey (tengah), saat ikut tim pencarian eks Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun di Sungai Rawara, Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat, Minggu (27/4/2025). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, BINTUNI - Setelah dievakuasi ke Kampung Mayado, Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey, mengatakan tak kembali ke Sungai Rawara.

Sungai Rawara merupakan lokasi hilangnya mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun.

Sungai tersebut terletak di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat.

"Wilayah yang kami datangi itu zona merah. Dalam konsep Komnas HAM, saya sebut daerah itu rawan konflik," kata Frits Ramandey saat dihubungi melalui telepon, Senin (28/4/2025).

Menurutnya, kelompok sipil bersenjata di sana menyerang secara sporadis sewaktu-waktu.

Hal itulah yang ia alami pada Minggu (27/4/2025) pagi saat ikut pencarian Iptu Tomi Marbun.

Ia mengaku mengalami insiden penembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Sungai Rawara.

Baca juga: Cerita Ketua Komnas HAM Papua Ditembaki Saat Ikut Cari Iptu Tomi Marbun di Teluk Bintuni

 

Saat itu, bersama empat polisi tanpa bersenjata, Frits Ramandey hendak membersihkan badan di pinggir sungai.

Tiba-tiba, beberapa tembakan dari jarak lebih dari 100 meter mengarah ke mereka.

Frits dan empat polisi bisa menyelamatkan diri dari tembakan, tapi terluka karena terjatuh dan terpleset saat menyelamatkan diri.

Pada siang setelah kejadian itu, Frits Ramandey dan warga sipil lain yang ikut misi pencarian Iptu Tomi Marbun dievakuasi ke Kampung Mayado, Moskona Selatan, Teluk Bintuni.

"Kami tidak bisa balik karena ancamannya nyata dan jaraknya jauh sekali," ujar Frits.

Ia menyebut ada dua ancaman serius. Pertama ada beberapa binatang buas, banjir, dan derasnya aliran sungai.

"Kedua, kelompok sipil bersenjata yang memberikan ancaman langsung pada kami," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved