Berita Fakfak
29 Pangkalan Ojek Tolak Keras Maxim di Fakfak Papua Barat
"Kami juga akan memberikan nasehat kalau Maxim nekat mengambil penumpang di sekitar area pangkalan ojek," katanya.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Merasa dirugikan karena mematikan penghasilan dan mata pencaharian, sebanyak 29 pangkalan ojek mandiri se-Kabupaten Fakfak Papua Barat menolak keras Transportasi Online Maxim untuk masuk dan beroperasi di daerah itu.
Itu ditegaskan langsung Ketua Umum Organisasi Ojek Mandiri Fakfak, Mohammad Patiran kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Kamis (5/6/2025).
"Kami menolak keras untuk Maxim berada di Kabupaten Fakfak karena ada beberapa hal yang membuat kami merasa terganggu dengan kedatangan Maxim," ujarnya.
Baca juga: Sopir Konvensional di Manokwari Tolak Operasional Maxim di Kawasan Pelabuhan
Baca juga: Maxim Resmi Beroperasi di Kota Pala, Tarif ke Bandara Siboru Rp 119 Ribu
Mohammad Patiran mengatakan, para ojek online merasa dirugikan dengan kehadiran Maxim karena dapat mempengaruhi tingkat penghasilan.
"Kami akan mengambil langkah serius menyikapi persoalan ini dan masih menunggu panggilan ke DPRD Fakfak, karena sementara surat kami sudah masuk," bebernya.
Pihaknya siap untuk beraudiensi dengan DPRD Fakfak untuk membicarakan soal jasa transportasi online Maxim di daerah berjuluk kota pala tersebut yang dinilai pihaknya amat meresahkan.
"Kami tinggal tunggu antrian untuk audiensi ke DPRD Fakfak dan aspirasi dari teman-teman pangkalan ojek akan disampaikan bahwasanya Maxim ditolak di Kabupaten Fakfak karena menganggu aktivitas ojek offline," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya mengimbau untuk anggota ojek mandiri di setiap pangkalan ojek agar tetap menahan diri dan menjaga ketertiban serta tak membuat tindakan yang membuat kegaduhan.
"Kami juga akan memberikan nasehat kalau Maxim nekat mengambil penumpang di sekitar area pangkalan ojek," katanya.
Pihaknya juga diketahui sudah melakukan pertemuan dengan otoritas Maxim di Kabupaten Fakfak.
"Pada saat kami ketemu, sudah kami tegaskan bahwasanya ojek online Maxim tidak boleh menggunakan atribut ojek offline mandiri, karena kalau terjadi sesuatu dengan penumpang saat berkendara maka kami tidak bertanggung jawab," tegasnya.
Lanjut Mohammad Patiran menuturkan, apabila kedapatan menggunakan atribut ojek mandiri yakni helm berwarna oranye maka siap menerima konsekuensi.
"Karena melalui AD ART kami yang tidak terdaftar sudah dilarang menggunakan atribut ojek mandiri Kabupaten Fakfak," katanya.
Terakhir, pihaknya menegaskan pula, para ojek pangkalan yang saat ini mendaftarkan diri ke ojek online Maxim sudah tidak bisa kembali menjadi ojek mandiri.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.