Potret Raja Ampat di Uang Rp 100 Ribu, Menilik Lebih Dekat Piaynemo

Penulis: Mohamad Yoenus
Editor: Jefri Susetio
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisatawan menikmati keindahan Pulau Piaynemu Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Senin (16/5/2016). Kabupaten Raja Ampat terdiri dari 610 pulau dengan empat pulau utama, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dari 610 pulau eksotis tersebut hanya 35 pulau yang memiliki nama.

Sampai di puncak, saya menghela nafas dalam-dalam. Takjub melihat keindahan deretan batu karang yang tingginya hingga beberapa meter di atas permukaan air, seperti membentuk pulau-pulau kecil nan indah.

Pemandangan eksotis yang tersohor hingga penjuru dunia. Wajar jika banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang. Kami pun berpapasan dengan sejumlah turis asing.

Piaynemo sebenarnya sangat akrab di masyarakat Indonesia. Pemandangan deretan karang berbentuk pulau ini ada di uang kertas Rp 100 ribu.

Tiba-tiba hujan turun cukup lebat. Kami pun bergantian turun mencari tempat berteduh di beberapa simpang tangga yang sudah disediakan seperti gazebo.

Kami berbaur dengan wisatawan lain yang datang dari berbagai daerah. Semua pakaian yang dikenakan tampak basah, namun wajah mereka tampak semringah.

Seolah perjalanan berat itu terobati setelah menyaksikan keindahan alami yang dikaruniai Tuhan.

Di tengah hujan kami beristirahat di shelter sambil menikmati air kelapa.

Teluk Kabui, Raja Ampat. Foto diambil pada Kamis (27/9/2018). ((KOMPAS.com/DIAN MAHARANI))

Sejumlah warga pulau sekitar tampak berjualan seperti kelapa muda, pernak-pernik, ikan-ikan kering, kopi, dan lainnya.

Kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan agar tidak pulang larut malam.

Bersyukur, hujan pun reda sebelum sampai di lokasi kedua. Menempuh perjalanan sekitar 20 menit, kami tiba di Telaga Bintang.

Berbeda dari Piaynemo, di sini tidak ada siapapun, penjaga maupun penjual.

Potret Pulau Pasir Timbul Raja Ampat, Sorong, Papua Barat, dari udara, Minggu (3/3/2022). Pulau ini muncul saat air lait surut, sehari tiga kali selama 30 menit. Tribun-Video.com/ Fajri Digit (TribunPapuaBarat.com)

Untuk meraih puncak pun tidak sejauh Piaynemo. Tapi, medannya cukup berat. Kita harus menaikki batu-batu karang yang keras dan tajam. Harus bergantian, jalurnya hanya untuk satu orang.

Di atas, kita bisa melihat batu karang tinggi yang membentuk seperti pulau-pulau kecil, dan seperti namanya, kita bisa menyaksikan telaga berbentuk bintang.

Di bawah, airnya terlihat jernih, kita bisa melihat batu karang dan ikan-ikan dengan mata telanjang.

“Goodluck,” ujar seorang wanita, turis asing saat berpapasang dengan kami di dermaga.

Halaman
1234