TRIBUNPAPUABARAT.COM - Perwakilan umat Buddha Papua Barat, Hendri Prananta Paranginangin, ikut memberikan pikiran dalam 'Silaturahmi Nasional' di Atria Hotel, Tangerang, Rabu (6/8/2025).
Menurut Hendri, ekoteologi merupakan cabang teologi yang menjembatani hubungan antara agama dan lingkungan.
Ekoteologi tidak hanya berfokus pada dimensi spiritualitas, melainkan juga berupaya mengintegrasikan nilai-nilai agama untuk menciptakan kesadaran lingkungan.
Ia mengatakan ekoteologi semakin mendapat perhatian dalam program Kementerian Agama (Kemenag).
"Kami bersama Kemenag telah menetapkan penguatan ekoteologi sebagai satu dari 8 program prioritas untuk periode 2025-2029," kata Hendri Prananta Paranginangin.
Perwakilan Umat Buddha Papua Barat itu mengatakan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdian kepada Tuhan.
Keanekaragaman agama dan budaya di Indonesia, ucapnya, dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan melalui pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai agama.
Baca juga: Kemenag Papua Barat Tanam 200 Pohon Matoa di Pulau Mansinam, Wujud Nyata Program Ekoteologi
Hendri menambahkan implementasi ekoteologi di Tanah Papua membuat alam masih terjaga dengan baik.
Dengan hutan tropis terbesar di Indonesia, lebih dari 70 persen dari luas daratan, Tanah Papua menjadi contoh sempurna nilai-nilai agama dan budaya lokal dapat bersinergi untuk menjaga kelestarian alam.
Keberhasilan Tanah Papua menjaga hutan dan lingkungan hidup, ucapnya, tidak lepas dari peran masyarakat adat dan tokoh agama.
Realisasi ekoteologi tidak hanya dipahami sebagai kewajiban agama, tapi juga sebagai tanggung jawab sosial budaya masyarakat adat yang menjaga alam turun-temurun.
Implementasi ekoteologi pun terlihat dalam berbagai kegiatan bersama antara agama, masyarakat, dan pemerintah setempat.
Baca juga: Wakil Bupati Manokwari Apresiasi Program Ekoteologi Gagasan Kemenag Papua Barat
Antara lain kolaborasi penanaman pohon di beberapa tempat di Papua Barat yakni Pulau Mansinam, Soribo, Pantai Sowi, Teluk Sawaibu, dan Teluk Doreri.
"Penanaman pohon dan pengembangan kesadaran lingkungan ini adalah wujud nyata dari prinsip ekoteologi 'menjaga alam adalah bentuk ibadah'," kata Hendri Prananta Paranginangin.
Dengan langkah-langkah ini, Kemenag berharap bisa mendorong gerakan ekoteologi yang lebih luas dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Tujuan Kemenag adalah untuk memperkuat hubungan antara agama dan lingkungan demi dunia yang lebih lestari.