Sahara, Putri Fakfak Jadi Duta Papua Barat untuk Program PPAP 2025

Pada  25 September 2025, Sahara Fitriana Salim membaca pengumuman resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

TribunPapuaBarat.com/Matius Pilamo Siep
DUTA PPAP - Sahara Fitriana Salim asal Kabupaten Fakfak yang kuliah di Universitas Papua (Unipa), Rabu (2/10/2025). Ia menjadi duta Papua Barat untuk program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) 2025. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Niat untuk belajar membawa Sahara Fitriana Salim ke panggung nasional, sebagai satu di antara duta dalam program Pertukaran Pemuda Antar-Provinsi (PPAP) 2025. 

Sahara berasal dari Kabupaten Fakfak, Papua Barat, dan sedang menempuh studi di Jurusan Perminyakan Universitas Papua.

Ia dipercaya mewakili Papua Barat dalam program nasional yang mempertemukan para pemuda terbaik dari seluruh Indonesia.

“Saya termotivasi dari keinginan untuk belajar dan mengetahui banyak hal, supaya bisa menjadi bekal pengalaman untuk menata masa depan yang lebih baik,” ujar Sahara Fitriana Salim saat ditemui TribunPapuaBarat.com di Bandara, Jumat (3/10/2025). 

Ia juga mengaku terinspirasi dari teman-temannya yang lebih dulu mengikuti kegiatan serupa.

Meski awalnya ragu, Sahara akhirnya memberanikan diri mengikuti seleksi program PPAP

Dari seleksi tingkat provinsi, ia berhasil meraih peringkat pertama, mengungguli banyak peserta lainnya. 

Baca juga: Dispora Papua Barat Buka Seleksi PPAN dan PPAP, Hans Mandacan: Peluang Berkiprah di Luar Negeri

Ia pun melaju ke tingkat nasional bersama tujuh pemuda lain dari Papua Barat.

“Awalnya saya tidak menyangka bisa lolos. Berbekal tekad dan keinginan yang kuat, saya coba ikut, dan ternyata hasilnya di luar dugaan,” kata Sahara Fitriana Salim.

Pada  25 September 2025, ia membaca pengumuman resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Sahara dinyatakan lolos sebagai perwakilan putri Papua Barat. “Saya ditempatkan di Zona Bali,” ujar Sahara Fitriana Salim.

Ia bukan sekadar peserta dalam sebuah program pertukaran. 

Ia adalah simbol dari generasi muda yang tidak hanya haus akan ilmu, tapi juga aktif dalam pengabdian sosial. 

Di sela-sela kesibukan kuliahnya, ia aktif dalam berbagai organisasi, antara lain Ikatan Putri Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Papua Barat.

Ia juga bagian dari EcoDefender, sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial dan lingkungan.

“Di IPPNU, kami tidak hanya melakukan kegiatan keagamaan, tetapi juga terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,” katanya.

Baca juga: Berikut Hasil Seleksi PPAN dan PPAP Papua Barat 2025

Tak berhenti di sana, Sahara Fitriana Salim aktif di Rumah Baca Saukori, sebuah komunitas literasi di Manokwari yang memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak dari tingkat SD hingga SMP.

“Kami menjalankan program belajar-mengajar. Biasanya, sebulan sekali. Kami fokus memberikan pendidikan dasar, khususnya bagi anak-anak di daerah yang akses pendidikannya masih terbatas,” katanya.

Bagi Sahara Fitriana Salim, mengikuti orogram PPAP bukan hanya soal pengalaman pribadi. 

Ia memandang program ini sebagai jalan untuk meningkatkan kapasitas diri agar kelak bisa maksimal mengabdi di daerah asalnya, Kabupaten Fakfak.

“Harapan saya, sepulang dari program PPAP, saya bisa menjadi pemuda yang lebih siap untuk membangun dan mengembangkan potensi anak muda di Manokwari, bahkan di kampung-kampung lain di Papua Barat,” ujar Sahara Fitriana Salim.

Ia percaya perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Sahara telah memulainya dengan tekad, kerja keras, dan semangat berbagi untuk sesama.

PPAP adalah program tahunan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang bertujuan untuk mempererat persatuan melalui pertukaran pengalaman, budaya, dan pengetahuan antar emuda dari berbagai provinsi di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved