Malaria di Papua Masih Tinggi, Pemerintah Ungkap Karakteristik Masyarakat yang Buat Kasus Tinggi

dr Beeri I S Wopari (52), mengatakan, Papua merupakan salah satu daerah penyumbang kasus malaria tertinggi (85 persen) di Indonesia.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari Raharusun
Kepala Balai Pencegahan dan Pengendalian Aids, Tuberkulosis dan Malaria, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr Beeri I S Wopari (52). 

Selain itu, Wopari menambahkan, trend kasus malaria di Papua juga dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat.

"Kalau di Mimika yang terpapar hampir sebagian besar dari para pendulang emas, sebab semuanya tinggal di satu tempat," ungkapnya.

Sementara kota dan kabupaten Jayapura, kata Wopari, masih banyak genangan air yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

"Kita di Jayapura masih banyak genangan air, sehingga menimbulkan persoalan malaria," ucapnya.

Tak hanya itu, ia juga membeberkan, masyarakat masih tetap dengan kebiasaan nongkrong diluar rumah.

"Apalagi, nyamuk Anopheles (nyamuk malaria) ini mempunyai waktu terbang Pukul 18.00 WIT, hingga pagi," tutur Wopari.

Sehingga, menurut dia, petugas diterjunkan ke lapangan, namun harus dibarengi dengan pengendalian kebiasaan masyarakat.

"Sehingga bisa kita eliminasi malaria secara bersama-sama," imbuhnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved