Manfaat Jalan Kaki bagi Penderita Diabetes, Simak Durasi dan Persiapan yang Diperlukan

Melansir Harvard Health Publishing, beberapa manfaat jalan kaki untuk penderita diabetes lainnya yang ditemukan oleh sejumlah penelitian.

Editor: Astini Mega Sari
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Ilustrasi jalan kaki 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Aktivitas jalan kaki sangat bermanfaat untuk penderita diabetes.

Dalam laman Diabetes.co.uk disebutkan, jalan kaki bisa menurunkan glukosa darah sehingga meningkatkan kontrol diabetes.

Sebuah peneltiian yang melibatkan partisipan dengan diabetes tipe 1 meminta para partisipan tersebut jalan kaki selama 30 menit setelah makan.

Sementara sebagian partisipan makan jenis makanan yang sama tapi tidak aktif.

Hasilnya, partisipan yang jalan kaki setelah makan mengalami peningkatan kadar glukosa sekitar 4,5 mmol/l, namun partisipan yang tidak aktif mengalami peningkatan kadar glukosa sekitar 7 mmol/l setelah makan. Puncak peningkatan kadar glukosa terjadi antara 1-1,5 jam setelah makan.

Baca juga: Penderita Diabetes Harus Hindari Makan Junk Food, Ini Alasannya

Ilustrasi tes gula darah pada pasien diabetes
Ilustrasi tes gula darah pada pasien diabetes (Freepik)

Manfaat Jalan Kaki untuk Penderita Diabetes

Selain menurunkan kadar glukosa darah, manfaat jalan kaki untuk penderita diabetes juga untuk meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga dapat melawan resistensi insulin.

Melansir Harvard Health Publishing, beberapa manfaat jalan kaki untuk penderita diabetes lainnya yang ditemukan oleh sejumlah penelitian, antara lain:

1. Peningkatan Kontrol Glukosa

Menurut Verywell Health, olahraga, termasuk jalan kaki, membantu otot menyerap gula darah sehingga mencegahnya menumpuk di aliran darah.

Efek ini bisa bertahan selama beberapa jam atau bahkan berhari-hari, meskipun tidak permanen.

Itulah mengapa, penting melakukan jalan kaki teratur untuk kontrol glukosa darah yang berkelanjutan.

Olahraga, termasuk jalan kaki, dapat menurunkan nilai HbA1c sebesar 0,7 poin persentase pada penderita diabetes dari kelompok etnis berbeda, mengonsumsi obat berbeda, dan menjalani pola makan berbeda. Perbaikan ini terjadi meskipun penderita diabetes tidak kehilangan berat badannya.

Adapun HbA1c, seperti dijelaskan Hello Sehat, adalah hemoglobin yang berikatan dengan glukosa atau hemo. Tes HbA1C untuk diagnosis diabetes dilakukan untuk mengetahui jumlah glukosa dalam darah secara rata-rata tiga bulan.

Semua bentuk olahraga, baik aerobik seperti jalan kaki, latihan ketahanan, atau melakukan keduanya, sama-sama baik untuk menurunkan nilai HbA1C pada penderita diabetes.

Baca juga: Diabetes Dapat Sebabkan Gangguan Ingatan, Simak Penjelasannya

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved