Korban Tewas Penembakan Massal di Texas AS Bertambah, Joe Biden hingga Barack Obama Buka Suara
Korban tewas penembakan massal di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Texas pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat yang semula 14 orang
TRIBUNPAPUABARAT.COM - Korban tewas penembakan massal di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Texas pada Selasa (24/5/2022) waktu setempat yang semula 14 orang kini bertambah jadi 21 orang.
Senator negara bagian Texas, Roland Gutierrez mengatakan, korban tewas terdiri dari 18 anak-anak, dan tiga orang dewasa.
"Saya tidak dapat membayangkan apa artinya mengirim anak Anda ke sekolah di pagi hari dan tidak melihat mereka kembali," ujar Gutierrez.
Senator juga menyampaikan sejumlah detail baru tentang bagaimana peristiwa mengerikan hari Selasa itu terjadi.
Gutierrez mengatakan, tersangka, Salvador Romas (18), menembak neneknya di rumahnya di pagi hari dan melarikan diri dari tempat kejadian dengan mobil sebelum merusak kendaraannya di luar sekolah dasar.
"Dia berlari ke sekolah dan semua pembantaian ini berlanjut setelah waktu itu," ungkapnya.
Nenek Romas telah diterbangkan ke rumah sakit di San Antonio dan dalam kondisi kritis, tambahnya.
Joe Biden Angkat Bicara

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden angkat bicara perihal kasus penembakan massal yang terjadi di Texas.
Biden mengatakan tentang perlunya undang-undang senjata.
Dia berbicara tentang penembakan di Buffalo sepuluh hari yang lalu, dan menyesalkan bahwa dalam kedua insiden itu, seorang anak berusia 18 tahun dapat membeli senjata dan melakukan kejahatan keji seperti itu.
"Kapan atas nama Tuhan kita akan berdiri di lobi senjata?," ujarnya, dikutip dari The Guardian.
"Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini? Mengapa kita tidak terus membiarkan ini terjadi?," lanjutnya.
"Sudah waktunya untuk mengubah rasa sakit ini menjadi tindakan," ungkapnya.
"Untuk setiap orang tua, setiap warga negara ini. Kita harus menjelaskan kepada setiap pejabat terpilih di negara ini: inilah saatnya untuk bertindak."