Anak Penjual Nasi Kuning di Fakfak Lolos Seleksi Anggota Polri, Sang Ayah Sempat Cemas

"Saya bekerja keras memenuhi kebutuhan dan biaya tiket agar anak saya dapat mengikuti tes lanjutan Bintara Polri di Manokwari," kata Wawan Indrawan

Penulis: redaksi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Humas Polres Fakfak
Dwi Wahid Saputra Wahid (18) lolos seleksi bintara polisi, Rabu (17/7/2023). Ia adalah putra dari pasangan Wawan Indrawan dan Normah, penjual nasi kuning di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Anak penjual nasi kuning di Kabupaten Fakfak, Dwi Wahid Saputra (18), lolos seleksi bintara Polri.

Ia adalah anak kedua dari pasangan Wawan Indrawan dan Normah, yang sehari-hari berjualan nasi kuning.

Kedua orang tua Dwi Wahid Saputra ini biasa berjualan di depan halte di Jalan Ahmad Yani tepatnya di depan Kantor Pos Fakfak, Papua Barat.

Wahid dinyatakan lolos seleksi bintara Polri ketika pengumuman hasil rekrutmen bintara polisi pada Rabu (17/7/2023).

Polda Papua Barat mengumumkan proses sidang akhir kelulusan calon siswa (casis) Bintara Polri.

Baca juga: 1.375 Casis Bintara Polri Tahun 2023 Ikut Tes Kesehatan Tahap Pertama di Polda Papua Barat 

 

Sebanyak 798 calon siswa laki-laki dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan Bintara Polri.

Nama Dwi Wahid Saputra pun tercantum dalam daftar ratusan calon siswa bintara polisi itu.

Kabar itu menggembirakan dan membanggakan orang tua Wahid, Wawan Indrawan dan Normah.

Apalagi, sang ayah mengaku, dari penghasilan yang pas-pasan, harus membeli tiket pesawat agar anaknya bisa mengikuti seleksi di Kabupaten Manokwari.

"Demi mewujudkan cita-cita anak kami, saya rela bekerja keras memenuhi kebutuhan dan biaya tiket agar anak saya dapat mengikuti tes lanjutan Bintara Polri di Manokwari," katanya mengutip rilis dari Polres Fakfak.

Bahkan, ia sempat cemas karena tidak memiliki tabungan dan uang yang cukup menambah bekal bagi Dwi Wahid Saputra.

Baca juga: Kapolres Kaimana Ingatkan Calon Anggota Polri agar Jauhi Narkoba 

"Semua saya lewati dengan menghandalkan kekuatan Allah. Akhirnya, anak saya lulus terpilih menjadi anggota Polri," ujar Wawan Indrawan.

Ia juga berterima kasih kepada Kapolri, Kapolda Papua Barat, dan Kapolres Fakfak lantaran mengedepankan prinsip BETAH (bersih, transparan, akuntabel, dan humanis) selama rekrutmen penerimaan anggota Polri.

Pasangan Wawan Indrawan dan Normah, penjual nasi kuning di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, menunjukkan foto putra mereka, Dwi Wahid Saputra Wahid (18), yang lolos seleksi bintara polisi, Rabu (17/7/2023).
Pasangan Wawan Indrawan dan Normah, penjual nasi kuning di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, menunjukkan foto putra mereka, Dwi Wahid Saputra Wahid (18), yang lolos seleksi bintara polisi, Rabu (17/7/2023). (Humas Polres Fakfak)

"Warga Fakfak yang ingin anaknya menjadi anggota Polri agar percaya atas kemampuan dirinya sendiri dan mengandalkan doa atas Kuasa Allah. Masuk polisi gratis dan tidak memakai orang dalam," kata Wawan Indrawan.

Kapolres Fakfak, AKBP Hendriyana, mengatakan penerimaan anggota Polri memang menerapkan prinsip BETAH.

"Tidak membedakan dari kalangan keluarga berada atau kurang mampu. Kalau nilai tes bagus dan memenuhi syarat, pasti casis itu terpilih dan berhak mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN)," kata Hendriyana.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved