Gelorakan Alam Bebas Manusia Merdeka, Pelampar Ajak Jaga Alam Papua
Ketua Perkumpulan Pecinta Alam Papua Barat (Pelampar), Charles Stroyer bercerita sejarah awal dibentuknya organisasi dan kegiatan yang dilaksanakan
Penulis: Demas Yona Kornelius Wamaer | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - “Alam Bebas, Manusia Merdeka”. Slogan ini menjadi kata-kata penggugah semangat Perkumpulan Pecinta Alam Papua Barat (Pelampar).
Berawal dari kesamaan hobi dan sering camping bersama, Ketua Pelampar, Charles Sroyer dan rekan-rekannya membentuk sebuah wadah perkumpulan pencinta alam.
"Sebelum ada organisasi itu, kita jalan-jalan biasa, kumpul-kumpul dan camping bersama, itu Tahun 2016," cerita Charles Sroyer kepada Tribunpapuabarat.com saat dijumpai di Kotiba Cafe, Amban, Manokwari, belum lama ini.
Baca juga: Bupati Manokwari Hermus Indou Lepas Symphony Merah Putih pada Ajang Bergengsi di Denpasar Bali
Dari awal pertemuan dan beragam aktivitas serta kesamaan tujuan tersebut, Charles dan rekan-rekannya membentuk sebuah perkumpulan ini.
"Kami jalan-jalan biasa, dan kemudian teman-teman diskusi dan berbicara tentang bagaimana kita memberikan kontribusi terhadap alam dan juga masyarakat. Akhirnya, Tahun 2020 kami bentuk Pelampar," ungkapnya.
Baca juga: Lewat Manokwari Mendongeng, Komunitas Ruang Berbagai Tarik Perhatian Anak di Pinggiran
Charles masih ingat, setelah membentuk Pelampar, kegiatan pertama yang dilakukan adalah adventure camp.
Ketika itu kegiatan berkolaborasi bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Teluk Wondama.
“Setelah membentuk Pelampar, kita langsung buat kegiatan pertama di Tahun 2020. Itu kita buat Adventure Camp, tepatnya di Kampung Yende, Kabupaten Teluk Wondama. Kita bersama teman-teman Pokdarwis di sana," ungkapnya.
Tak sekadar camping, kegiatan ketika itu juga memberikan bekal terhadap para anggota komunitas untuk menjadi pemandu wisata.
Pada akhirnya, mereka diharapkan juga mampu mempromosikan opjek wisata, terutama di pulau Ron, Kabupaten Teluk Wondama.
Selain Adventure Camp, Pelampar juga melaksanakan beragam kegiatan edukasi seperti pengolahan objek wisata, di Pegunungan Arfak (Pegaf).
"Kami mengajak masyarakat bagaimana mengelola tempat wisata yang mereka punya di sana," ucapnya.
Baca juga: KISAH Jaksa Wanita Termuda di Kota Sorong, Namanya Kristin, Dulunya Marketing Bank Swasta
Charles menegaskan, keseimbangan antara kehidupan manusia dengan alam sangat penting.
"Kita hidup juga dari hutan, setelah kita punya orang tua mereka pulang dari kantor, pasti akan pergi ke kebun juga. Makanya, kita harus kasih tahu, bagaimana mengelola hutan mereka," imbuhnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Komunitas-Pelempar.jpg)