KISAH Andy Agaki, Lukis Wajah Nadiem Makarim 20 Menit Dibeli Rp 15 Juta

KISAH Andy Agaki, Lukis Wajah Nadiem Makarim 20 Menit Dibeli Rp 15 Juta.Menteri Nadiem Makarim di atas sebuah kertas putih dengan ukuran 60 x 30

Penulis: Petrus Bolly Lamak | Editor: Jefri Susetio
Tribun PapuaBarat.com
PELUKIS PAPUA: Andy Agaki Pelukis asal Kabupaten Serui, Provinsi Papua pernah melukis wajah Menteri Nadiem Makarim saat berkunjung ke Kota Sorong. 

"Ini jadi ruang sugesti buat anak Papua. Dorang (mereka) bisa bangga mengelolah potensi kearifan lokal yang berkaitan dengan nilai seni, adat dan budaya," ujar pengelolah Keik Woronai Andy Agaki kepada TribunPapuaBarat.com Minggu (31/7/2022).

Ia bilang rumah Keik Woronai hanya menjadi sampel ruang publik sehingga bisa merangsang pemuda Papua dalam melestarikan kearifan lokal.

Pria asal Serui ini mengatakan rumah aktivitas melukis baru berjalan enam bulan.

Dengan chat dan alat kompresor para anak muda ini berkreasi di atas sebuah kepingan tripleks.

Di atas tripleks persegi empat, anak muda Papua yang berjumlah tuju orang itu menuangkan seni melukisnya dengan gambar berfariasi.

"Lukisan yang kami hasilkan sesuai permintaan pelanggan. Seperti lukisan burung, pemandangan dan sosok," katanya.

Baca juga: Kodam Kasuari Pusatkan Pelaksanaan TMMD-144 di Kampung Pigo Kabupaten Kaimana

Baca juga: Manokwari Waspada DBD, Masyarakat Bisa Cegah dengan Langkah Berikut Ini

Ia mengungkapkan, lukisan yang mau digalih itu kearifan lokal suku Malamoi. Dengan melukis kearifan lokal nilai jualnya akan semakin tinggi.

Satu buah lukisan biasanya dijulan dengan harga berfariasi, tergantung tingkat kesulitan gambar yang dilukis.

"Selain melukis kami menerima sablon baju, topi dan kanvas dengan harga juga berfariasi," ujarnya.

Lukisan hasil karya anak muda Papua ini sudah dimusemukan di Negara Belanda. Lukisan yang dibeli orang Belanda adalah lukisan kanvas.

Untuk di Indonesia lanjut dia lukisan sudah dibeli dari kalimantan. Yang menjadi sorotan karena lukisan hasil karya anak Papua ini menggabungkan seni, kearifan lokal dan budaya.

"Saya punya kenalan orang Belanda. Dia bilang saya suatu saat kalau kearifan lokal Papua hilang bisa cari di museum di Belanda," katanya.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved