Kisah Septi dan Febi, Pasangan Tunanetra yang Berjuang Sekolahkan 4 Anak Hingga Perguruan Tinggi

Anak pertama pasangan tunanetra ini adalah mahasiswa semester lima di jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Cenderawasih, Papua.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/Kresensia Kurniawati Mala Pasa
TUNANETRA MANDIRI- Septinus Manggaprou (kiri) bersama isterinya, Febi Selaya (kanan) di kediaman mereka di kompleks Taman Ria, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Rabu (21/9/2022). Keduanya penyandang tunanetra sejak usia tiga tahun, tapi hidup mandiri untuk menyekolahkan empat anak mereka. 

Septi mengungkapkan, semua hasil jerih payahnya itu dikelola oleh Febi Selaya untuk menyekolahkan empat anak mereka.

Anak pertama mereka adalah mahasiswa semester lima di jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Cenderawasih, Papua.

Sayangnya, putra mereka belum mendapat beasiswa sehingga Septi dan Febi Selaya harus terus berupaya mandiri membayar uang kuliahnya.

"Anak kedua kelas 6 SD, yang ketiga kelas 4 SD. Terus anak yang keempat baru kelas 1 SD," ujar Septinus Manggaprou.

Menurut keduanya, hanya dengan pendidikan mampu mengangkat derajat kehidupan seseorang.

Iitulah yang dirasakan pasangan tunanetra lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB).

Ketika dibekali ilmu pengetahuan baik akademik maupun non-akademik, keduanya menjadi lebih percaya diri untuk membaur dengan masyarakat.

"Tong (kita) juga harus buktikan kalau tong bisa seperti orang awas (normal). Tong bisa hidup mandiri, tanpa harus minta-minta," kata Septi. (*)

 
 
 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved