Kisah Isdiarto, Tiap Hari Jalan Kaki 30 Km, Lewati 5 Muara dan Terabas Sungai

Tantangan-tantangan itu tak mengurangi semangat Isdiarto dan dewan guru di SD 26 Krui untuk memajukan pendidikan.

GTK Kemendikbud via Kompas.com
Isdiarto, Kepala SD 26 Krui, Lampung, harus berjalan kaki puluhan kilometer dari ibu kota kecamatan menuju sekolahnya yang terletak di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Isdiarto, tiap hari, menempuh jarak sekira 20 sampai 30 kilometer menuju SD 26 Krui, Lampung.

Ia berangkat dari ibu kota kecamatan menuju SD 26 Krui yang berlokasi di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Jalur yang ia tempuh pun jauh dari kata "mulus".

Kepala SD 26 Krui itu harus melewati lima muara yang hanya belum semuanya dipasangi jembatan.

"Akses jalan masih tanah dan ada lima muara yang harus kami seberangi. Alhamdulillah, sudah ada dua muara yang memiliki jembatan walau masih kondisi sangat terbatas," kata Isdiarto dalam keterangannya.

Baca juga: SD YPPGI 02 Minta Pemkab Manokwari Bangun Sekolah Baru Sebelum Gedung Lama Dibongkar

Saat musim hujan tiba, Isdiarto mengarungi kubangan lumpur, bahkan harus menerabas sungai yang pasang.

Melewati perjalanan seperti itu, tentu saja, pakaiannya tak lagi bersih saat tiba di sekolah.

Isdiarto lebih dulu membersihkan diri dan berganti pakaian sebelum memimpin para guru dan mengajar murid-muridnya.

Menurutnya, para murid SD 26 Krui sebagian besar juga masih menempuh perjalanan serupa menuju sekolah mereka.

"Mereka rata-rata berjalan kaki karena akses ke lingkungan sekolah adalah jalan tanah dan ketika musim hujan jalannya banyak digenangi dengan lumpur," ujar Isdiarto.

Baca juga: Disdikbud Manokwari Anggarkan Biaya untuk Bangun Sekolah Asrama

Perjalanan jauh dan akses yang tak memadai ke sekolah bukan satu-satunya tantangan Isdiarto.

Ia pun harus berhadapan dengan kenyataan minimnya sarana dan prasarana sekolah.

"Sinyal internet dan PLN yang belum ada," kata Isdiarto.

Tantangan-tantangan itu tak mengurangi semangat Isdiarto dan dewan guru di SD 26 Krui untuk memajukan pendidikan.

Ia dan guru-guru lain mengikuti Program Sekolah Penggerak agar leluasa untuk berinovasi.

Baca juga: Kisah Pater Bernard Baru, Dirikan Sekolah Adat Fenia Meroah untuk Perempuan Papua Barat Berdikari

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved