Berita Manokwari
Warga Mansinam Sebut Dua Minggu Sebelum Perayaan HUT Pekabaran Injil, Jarang Digigit Nyamuk
Warga Mansinam Sebut Dua Minggu Sebelum Perayaan HUT Pekabaran Injil, Jarang Digigit Nyamuk Karena pembersihan lingkungan intens dilakukan dan fogging
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Perayaan HUT ke-168 Pekabaran Injil yang dipusatkan di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat, memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Satu diantaranya ialah, jarang merasakan gigitan nyamuk.
Pasalnya, dua minggu sebelum perayaan HUT Pekabaran Injil, pembersihan lingkungan intens dilakukan pemerintah bersama dengan masyarakat di Pulau Mansinam.
Baca juga: BKPRMI Ikut Berpartisipasi Sukseskan HUT Pekabaran Injil, Bukti Nyata Toleransi di Papua Barat
Baca juga: Surga Kuliner saat HUT Pekabaran Injil di Mansinam, Pedagang Sajikan Menu Spesial dan Beragam
Timbunan sampah, kayu lapuk dan kubangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk, disingkirkan selama pembersihan itu.
Tak hanya itu, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Manokwari melakukkan fogging atau pengasapan.
“Saya ini paling sering keliling kampung untuk pilih sampah. Jadi paling tahu dimana sarang nyamuk. Sekarang setelah dibersihkan, tong (kita) sudah jarang digigit nyamuk,” kata seorang warga Pulau Mansinam, Hendra Ririhena saat ditemui TribunPapuaBarat.com di Mansinam, Senin (6/2/2023).
Sementara itu, Kepala KKP Kelas III Manokwari Sarli membenarkan hal itu.
Menurutnya, fogging atau pengasapan dilakukan pada Jumat (3/2/2023) sore.
“Ada 10 petugas dari KKP kita kerahkan untuk fogging di seluruh kampung (Mansinam), khususnya di area yang dilihat sebagai sarang nyamuk,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, fogging atau pengapasan bertujuan untuk membasmi nyamuk penyebab malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
Kedua jenis nyamuk ini, lanjut dia, memiliki karakteristik berbeda.
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya berkembangbiak di air bersih, sedangkan nyamuk Anopheles lebih suka menempati air kotor.
Nyamuk penyebab DBD membawa virus dengue yang ditularkan melalui gigitannya.
“Kalau nyamuk Anopheles bawa parasit masuk ke peredaran darah menuju sel-sel hati, lalu menyerang sistem tubuh,” jelasnya.
Sarli tak menjamin lingkungan Kampung Mansinam akan tetap bebas dari nyamuk.
Ia menyarankan masyarakat untuk melakukan gerakan 4M plus.
Yakni, menguras dan menutup wadah air serta bak mandi, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, memantau wadah air yang dapat menjadi sarang nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, dan lainnya.
Sarli membeberkan, selama tiga hari hari terakhir, KKP Kelas III Manokwari menyiagakan petugas di posko kesehatan.
“Seorang petugas sanitasi, dokter dan perawat. Kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari juga,” tandas Kepala KKP Kelas III Manokwari, Sarli.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.