Dinas Peternakan Lanjutkan Program Pembagian Hewan pada 2023, Pemantik OAP Jadi Peternak Lokal

Kepala DPKH Papua Barat, drh Hendrikus Faten mengatakan, tujuan jangka pendek program pembagian hewan ternak, yakni untuk memantik OAP

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
WAWANCARA - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, drh. Hendrikus Faten, saat diwawancarai di Manokwari, Jumat (24/2/20230). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARIDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Papua Barat memasuki tahun ketiga program pembagian hewan ternak dan pendampingan intensif kepada sejumlah orang asli Papua (OAP).

Kepala DPKH Papua Barat, drh Hendrikus Faten mengatakan, tujuan jangka pendek program pembagian hewan ternak, yakni untuk memantik OAP menjadi peternak lokal.

Tujuan jangka panjangnya, kata Hendrikus Faten, tercipta kemandirian pangan dari produk peternakan lokal di Papua Barat sehingga mampu mencukupi kebutuhan masyarakat tanpa menyuplai dari daerah lain.

“Kita ingin OAP jadi mandiri, sehingga bantuan yang dikasih bukan uang, tapi hewan. Supaya mereka belajar beternak, otomotis produk peternakan kita jadi banyak, sehingga bisa mencukupi kebutuhan daerah,” kata Hendrikus Faten kepada TribunPapuaBarat.com, pada Jumat (24/2/20230).

Baca juga: Promosi Konsumsi Protein Hewani, Dinas Peternakan Papua Barat Bagi Telur Lokal ke Sekolah Asrama

Ia menyebut, hingga saat ini terdata ada 13 kepala keluarga penerima bantuan hewan ternak, lengkap dengan kandang, pakan, hingga motor roda tiga.

Para peternak tersebar di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Wondama.

Pada 2023, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Papua Barat menargetkan Kabupaten Kaimana dan Fak-Fak sebagai daerah penerima manfaat pembagian hewan ternak berikutnya.

Hendrikus menjelaskan, pemilihan OAP yang menerima paket komplit bantuan hewan ternak, berdasarkan tingkat pengalaman menjadi peternak dan probabilitasnya untuk berhasil mengembangkan bantuan hewan ternak.

“Kita mau para penerima bantuan ini bisa jadi contoh bagi peternak lain di sekitarnya, supaya semakin banyak orang Papua yang mau memanfaatkan lahan tidur mereka yang luas untuk beternak,” papar Hendrikus.

Baca juga: Kadis Peternakan: Jangan Anggap Daging Babi Penyebab Inflasi, Itu Masuk Kearifan Lokal

Ia mencontohkan, untuk ternak unggas, pihaknya mampu memberikan 50-100 ayam petelur sepaket dengan pakan dan kandangnya kepada peternak OAP terpilih.

Warga penerima bantuan, ucapnya, memberi respon positif karena merasakan peningkatan penghasilan dan konsumsi protein hewani keluarga dari daging dan telur tercukupi.

“Ada yang sementara jualan pinang sambil beternak ayam. Jadi, sekarang yang dijual bukan hanya pinang tapi telur ayam,” ujarnya semringah.

Baca juga: Kisah Dosen Peternakan Unipa Freddy Pattiselanno Selamatkan Landak Papua yang Nyaris Punah

Kendati begitu, Hendrikus mengaku, produk ternak unggas lokal seperti ayam potong dan telur, masih belum bersaing harga di pasaran.

Lantaran, biaya produksi tinggi yang membebani peternak lokal, terutama dari segi ketersediaan pakan ternak. Imbasnya, peternak mesti menaikkan harga jual untuk menutupi beban biaya produksi.

Untuk itu, sambung dia, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun ini masih akan terus melengkapi fasilitas di pabrik pakan ternak yang telah dibangun di Kampung Macuan/SP 5, Kabupaten Manokwari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved