Kisah Frengky Pangguem, Jalan Kaki 2 Hari Lewati Gunung dan Sungai demi Bebaskan Warga dari Malaria
Frengky Pangguem mengaku pernah berjalan kaki melewati medan sangat sulit sambil memikul 1 karung berisi 50 lembar kelambu untuk mencegah malaria.
TRIBUNPAPUABARAT.COM – Menjadi kader Juru Malaria Desa (JMD) di hutan Papua bukan perkara muda.
Banyak rintangan, satu di antaranya akses dari satu tempat ke tempat lain.
Itulah yang dialami Frengky Pangguem yang dua tahun terakhir menjadi Juru Malaria Desa di Kampung Akarinda, Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Ia menjadi kader malaria Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) Keuskupan Jayapura bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom.
Baca juga: Kasus Malaria Tinggi, Dinkes Manokwari: Banyak juga Pasien dari Luar Kabupaten Manokwari
Menurutnya, Kampung Akarinda hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Bahkan, Frengky Pangguem mengaku harus berjalan kaki dua hari untuk mencapai lokasi itu.
"Itu pun harus melewati lereng gunung dan sungai," katanya, Sabtu (8/6/2023).
Kondisi itu tak membuat Frengky Pangguem menyerah.
Ia mengaku pernah berjalan kaki melewati medan sangat sulit sambil memikul 1 karung berisi 50 lembar kelambu.
Selain akses jalan yang begitu sulit, ucapnya, tantangan lain adalah saat membuat laporan kerja.
Ia harus berjalan kaki ke Puskesmas Yaffi untuk mengumpulkan laporan ke tenaga kesehatan pendamping.
Baca juga: Ada 1.725 Orang Positif Malaria di Manokwari, Terbanyak di Distrik Prafi
"Laporan harus kami berikan setiap 3 bulan. Bila proses pelaporan tidak tercatat, saya tak bisa mendapatkan stok obat dan rapid diagnostic test (RDT) malaria untuk dibawa ke kampung untuk melayani masyarakat."
"Saya kerja bukan karena uang. Jika motivasi kerja karena uang, nanti pekerjaan tidak akan selesai," ujar Frengky Pangguem.
Ia mengatakan tugas utamanya sebagai kader malaria adalah mengontrol masyarakat agar tetap menjaga kesehatan, agar tidak mudah terkena sakit malaria.
"Apabila ada yang sakit malaria, saya memeriksa dan memberikan obat dan mengingatkan agar masyarakat terus menggunakan kelambu anti nyamuk," katanya.
Ia berharap usaha berdampak baik kepada masyarakat, warga bebas dari ancaman malaria.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul "Cerita Frengky Pangguem, Masuk dan Keluar Hutan Papua Demi Lawan Malaria"
| Bupati Fakfak Kenang Jalan Kaki 16 Km Tiap ke Sekolah, Daun Pisang Pelindung Kala Hujan |
|
|---|
| Suara Tangisan bayi Menggema di Tengah Hutan Papua, Sang Ibu Berjuang Bertaruh Nyawa |
|
|---|
| Dinkes Teluk Bintuni Bakal Terima Penghargaan Gubernur Papua Barat, Ini Penjelasan Franky Mobilala |
|
|---|
| Dinkes Fakfak Papua Barat Tingkatkan Pemantauan Kasus Melalui Surveilans Malaria |
|
|---|
| Dinkes Teluk Bintuni Raih 3 Penghargaan, Franky Mobilala: Belajar dari Prestasi Penanganan Malaria |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuabarat/foto/bank/originals/Frengki-Pangguem-kader-Juru-Malaria-Desa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.