Ada 1.725 Orang Positif Malaria di Manokwari, Terbanyak di Distrik Prafi
Ada 1.725 Orang Positif Malaria di Manokwari, Terbanyak di Distrik Prafi, seperti ini rincian kasusnya dari waktu ke waktu
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Kabupaten Manokwari, Papua Barat, masih tergolong wilayah endemis malaria.
Hal ini disampaikan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen L Rantetampang.
"Hingga Juni 2022 ada 1725 orang positif malaria di Manokwari," ujarnya kepada TribunPapuaBarat.com saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (29/8/2022).
Baca juga: Realisasi Serapan APBD Rendah, Kemendagri Lakukan Asistensi di Papua Barat
Baca juga: Pemda di Papua Barat Diminta Optimalkan Penggunaan Dana tak Terduga untuk Kendalikan Inflasi
Ia menjelaskan, paling banyak penderita malaria dari Distrik Prafi. Bahkan, orang terduga atau suspek malaria mencapai 4023 kasus.
Jumlah suspek malaria yang tinggi di Distrik Prafi, juga berhasil ditemukan oleh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) swasta, yakni Balai Pengobatan Santa Monika.
Ada 769 terduga kasus malaria, dan 218 di antaranya positif malaria.
Menyusul pada urutan kedua untuk temuan suspek kasus malaria terbanyak di Kabupaten Manokwari adalah Puskesmas Sanggeng.
Para tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Sanggeng, berhasil mendeteksi 2.694 terduga malaria. Dari data itu, ada 245 kasus positif malaria.
Puskesmas Amban berada di urutan ketiga, dengan penemuan 1.751 suspek malaria. Pasien positif malaria dari jumlah orang yang dites tersebut, sebanyak 225 orang.
"Urutan keempatnya yaitu Puskesmas Pulau Mansinam. Suspeknya ada 127 orang, saat dites 126 positif malaria. Artinya Positivity Rate (PR) mendekati 100 persen," terang Marthen.
Lebih lanjut, dia melaporkan total kasus positif malaria per Juni 2022 di Kabupaten Manokwari, mencapai 1.725 orang.
Sejauh ini, sambung dia, belum ada laporan kasus kematian akibat malaria.
Namun, hal tersebut baginya bukan menjadi alasan masyarakat untuk menganggap enteng penularan malaria.
"Jangan karena kita wilayah endemis malaria, jadi menganggap biasa ketika demam atau menunjukkan gejala malaria lainnya. Secepatnya, harus periksa darah di fasyankes terdekat," imbuh dia.
Semakin banyak orang yang melakukan pemeriksaan darah, maka persentese Annual Blood Examination Rate (ABER) juga semakin tinggi.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Wosi Manokwari tak Nyaman, Bayar Los Mahal dan Banyak Pungli
Baca juga: Pj Gubernur Papua Barat Dicegat Warga, Edy: Bapak Mari Lihat Kita Punya Rumah
