PUPR Papua Barat: Butuh 3 Tahun untuk Bangun Jembatan Demaisi Berbahan Beton di Pegaf

Kepala Dinas PUPR Papua Barat, Yohanis Momot, mengatakan, pembangunan jembatan permanen 60 meter menggunakan konstruksi beton.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
Kepala Dinas (Kadis) PUPR Papua Barat Yohanis Momot saat diwawancarai di Manokwari, Rabu (26/7/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua Barat berencana membangun jembatan permanen pada bekas Jembatan Demaisi, Distik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.

 Jembatan Demaisi yang menjadi akses utama Minyambouw-Anggi itu terputus akibat terjangan banjir beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas PUPR Papua Barat, Yohanis Momot, mengatakan, pembangunan jembatan permanen 60 meter menggunakan konstruksi beton.

"Pengerjaannya butuh dua sampai tiga tahun. Jembatan permanen, pasti multi years," ungkap Yohanis Momot kepada media di Manokwari, Rabu (26/7/2023).

Ia menjelaskan, abutment atau kepala jembatan sudah selesai dibangun.

Baca juga: PUPR Habiskan 1,5 M untuk Perbaikan Jembatan Demaisi Pegaf, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

 

"Bangunan atas jembatan sedang dikerjakan," ujar Yohanis Momot.

Ia menyebut, pembangunan jembatan permanen membutuhkan biaya dan waktu yang cukup lama.

Sementara, Jembatan Demaisi merupakan akses utama menuju ibu kota Kabupaten Pegunungan Arfak, Distrik Anggi.

Menurut dia, saat ini pemerintah dan masyarakat juga didesak dengan kepentingan penanganan stunting dan persiapan Pemilu 2024.

Karena itu, atas mandat dari Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw, PUPR Papua Barat memasang jembatan bailey sepanjang 30 meter.

Jembatan bailey adalah jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi yang bisa dipindahkan.

Baca juga: Ini Kendala PUPR Papua Barat Pasang Jembatan Bailey 30 Meter di Ruas Minyambouw-Anggi Pegaf

"Minggu ini selesai. Diresmikan oleh Bapak Gubernur, supaya bisa dipakai dengan nyaman di awal Agustus," kata Yohanis Momot.

Ia mengatakan, pemasangan jembatan bailey hanya menguras APBD Provinsi Papua Barat sebanyak Rp 1,5 miliar dan terhitung sebagai proyek bencana.

Sedangkan pembangunan jembatan permanen, bernilai lebih besar dari itu.

Sehingga, kata dia, perlu dianggarkan secara baik di APBD Provinsi Papua Barat.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved