Sejarah Pulau Nusrowi Wondama di Kawasan Teluk Cendrawasih Papua, Dinamakan oleh Orang Biak Numfor

Di balik keindahan pulau kecil seluas empat hektar, ini menyimpan sejarah awal penemuan dan pemberian nama Nusrowi.

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
PULAU NUSROWI - Tampak hamparan pasir putih, biru toska lautan dan pepohonan hijau di Pulau Nusrowi, Kampung Yembekiri, Distrik (Kecamatan) Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, TELUK WONDAMA - Pulau Nusrowi menjadi salah satu cuplikan keindahan di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).

Hamparan pasir putih sepanjang pulau dengan rimbunnya pepohonan hijau berpadu birunya permukaan laut dan alam bawah lautnya yang masih terjaga.

Pulau Nusrowi terletak di sisi Barat Laut Pulau Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

Secara administratif, Pulau Nusrowi termasuk dalam Kampung Yembekiri, Distrik (Kecamatan) Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Di balik keindahan pulau kecil seluas empat hektar, ini menyimpan sejarah awal penemuan dan pemberian nama "Nusrowi".

Baca juga: Dasar Laut Pulau Nusrowi Laiknya Raja Ampat, Pemerintah Diharapkan Masifkan Promosi ke Publik

Seorang penduduk asli Pulau Nusrowi, Lukas Windesi (73) menceritakan, dahulu kala pulau ditemukan masyarakat Biak Numfor.

Lalu dinamai "Yasrou", yang dalam bahasa Biak berarti "saya ketemu".

"Yang mendiami Pulau Rumberpoon dan Nusrowi itu awalnya orang Biak Numfor," tutur Lukas Windesi kepada TribunPapuaBarat.com, di Pulau Nusrowi, Minggu (30/7/2023).

Baca juga: HUT ke-50 KNPI, Ketapang Dive Community Kibarkan Bendera Merah Putih di Dasar Laut Pulau Nusrowi

PENGIBARAN BENDERA - Ketapang Dive Community (KDC) atau Komunitas Menyelam Ketapang Manokwari mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut Pulau Nusrowi, Kampung Yembekiri, Distrik Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Sabtu (29/7/2023) pagi.
PENGIBARAN BENDERA - Ketapang Dive Community (KDC) atau Komunitas Menyelam Ketapang Manokwari mengibarkan bendera Merah Putih di bawah laut Pulau Nusrowi, Kampung Yembekiri, Distrik Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Sabtu (29/7/2023) pagi. (Tribunpapuabarat.com//Kresensia Kurniawati Mala Pasa)

Kemudian, suku Windesi, suku asli yang mendiami Kampung Yembekiri berpindah dari kampung tua Nuamumar ke Yembekiri sekira tahun 1930-an.

Pada akhirnya, orang Biak Numfor menyerahkan Rumberpon dan Pulau Nusrowi kepada masyarakat suku Windesi.

Ia mengatakan, setelah proses serah-terima wilayah, orang Biak Numfor kembali ke tempat asalnya.

Yasrou kemudian diubah oleh masyarakat suku Windesi menjadi Nusro.

"Nu" dalam tutur masyarakat Windesi berarti pulau.

Baca juga: Baldus Kaikatui Harap Pesta Emas KNPI Jadi Pemantik Wisatawan Berkunjung ke Pulau Nusrowi

Dalam perkembangan bahasa, akhirnya Nusro familier dengan sebutan Nusrowi.

Lukas Windesi mengatakan, sekira tahun 1960-an, para tetua suku Windesi mengutus ayahnya, Ruben Windesi untuk mendiami Pulau Nusrowi.

"Bapak (Ruben Windesi) punya lima orang anak. Dua (anak) laki-laki dan tiga perempuan," jelas Lukas Windesi.

Beranjak dewasa, lanjut dia, karena pernikahan, tiga orang anak Ruben Windesi meninggalkan Pulau Nusrowi.

Hingga sekarang, keturunan anak kandung Ruben Windesi yang masih menetap di Pulau Nusrowi yaitu Lukas Windesi dan Yuliana Windesi.

Keturunan keluarga Ruben Windesi lainnya juga ikut bermukim di Pulau Nusrowi.

Baca juga: Disbudpar Papua Barat Usulkan Kampung Nusrowi dan Kwauw Ikut Anugerah Desa Wisata 2023

PARIWISATA - Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (Baperkam) Baldus Kaikatui saat diwawancarai di Pulau Nusrowi, Distrik Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Sabtu (29/7/2023).
PARIWISATA - Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (Baperkam) Baldus Kaikatui saat diwawancarai di Pulau Nusrowi, Distrik Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Sabtu (29/7/2023). (Tribunpapuabarat.com//Kresensia Kurniawati Mala Pasa)

Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (Baperkam) Baldus Kaikatui (63), misalnya.

Ia mulai mendirikan rumah dan menetap di Pulau Nusrowi sekira tahun 2000-an.

"Sampai saat ini, sudah ada lima rumah di Pulau Nusrowi," ungkap Baldus Kaikatui.

Ia mengatakan, ada empat suku yang mendiami Pulau Rumberpon.

Di antaranya Suku Kaikatui, Kabiai dan Yoweni. Ketiga suku itu bertalian erat dengan Suku Windesi.

Sementara Distrik Rumberpon mencakup tujuh kampung administrasi.

Termasuk Kampung Yembekiri 1 dan Kampung Yembekiri 2.

Ada juga Kampung Yomakan, Isenebuay, Yariari, Iseren dan Kampung Watitindauw.

Butuh waktu sekira 20 menit menggunakan perahu motor tempel dari Pulau Nusrowi menuju ibu kota Distrik Rumberpon, Kampung Yembekiri.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved