Sejarah Pulau Nusrowi Wondama di Kawasan Teluk Cendrawasih Papua, Dinamakan oleh Orang Biak Numfor
Di balik keindahan pulau kecil seluas empat hektar, ini menyimpan sejarah awal penemuan dan pemberian nama Nusrowi.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM, TELUK WONDAMA - Pulau Nusrowi menjadi salah satu cuplikan keindahan di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).
Hamparan pasir putih sepanjang pulau dengan rimbunnya pepohonan hijau berpadu birunya permukaan laut dan alam bawah lautnya yang masih terjaga.
Pulau Nusrowi terletak di sisi Barat Laut Pulau Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.
Secara administratif, Pulau Nusrowi termasuk dalam Kampung Yembekiri, Distrik (Kecamatan) Rumberpoon, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Di balik keindahan pulau kecil seluas empat hektar, ini menyimpan sejarah awal penemuan dan pemberian nama "Nusrowi".
Baca juga: Dasar Laut Pulau Nusrowi Laiknya Raja Ampat, Pemerintah Diharapkan Masifkan Promosi ke Publik
Seorang penduduk asli Pulau Nusrowi, Lukas Windesi (73) menceritakan, dahulu kala pulau ditemukan masyarakat Biak Numfor.
Lalu dinamai "Yasrou", yang dalam bahasa Biak berarti "saya ketemu".
"Yang mendiami Pulau Rumberpoon dan Nusrowi itu awalnya orang Biak Numfor," tutur Lukas Windesi kepada TribunPapuaBarat.com, di Pulau Nusrowi, Minggu (30/7/2023).
Baca juga: HUT ke-50 KNPI, Ketapang Dive Community Kibarkan Bendera Merah Putih di Dasar Laut Pulau Nusrowi

Kemudian, suku Windesi, suku asli yang mendiami Kampung Yembekiri berpindah dari kampung tua Nuamumar ke Yembekiri sekira tahun 1930-an.
Pada akhirnya, orang Biak Numfor menyerahkan Rumberpon dan Pulau Nusrowi kepada masyarakat suku Windesi.
Ia mengatakan, setelah proses serah-terima wilayah, orang Biak Numfor kembali ke tempat asalnya.
Yasrou kemudian diubah oleh masyarakat suku Windesi menjadi Nusro.
"Nu" dalam tutur masyarakat Windesi berarti pulau.
Baca juga: Baldus Kaikatui Harap Pesta Emas KNPI Jadi Pemantik Wisatawan Berkunjung ke Pulau Nusrowi
Dalam perkembangan bahasa, akhirnya Nusro familier dengan sebutan Nusrowi.
Lukas Windesi mengatakan, sekira tahun 1960-an, para tetua suku Windesi mengutus ayahnya, Ruben Windesi untuk mendiami Pulau Nusrowi.
"Bapak (Ruben Windesi) punya lima orang anak. Dua (anak) laki-laki dan tiga perempuan," jelas Lukas Windesi.
Beranjak dewasa, lanjut dia, karena pernikahan, tiga orang anak Ruben Windesi meninggalkan Pulau Nusrowi.
Hingga sekarang, keturunan anak kandung Ruben Windesi yang masih menetap di Pulau Nusrowi yaitu Lukas Windesi dan Yuliana Windesi.
Keturunan keluarga Ruben Windesi lainnya juga ikut bermukim di Pulau Nusrowi.
Baca juga: Disbudpar Papua Barat Usulkan Kampung Nusrowi dan Kwauw Ikut Anugerah Desa Wisata 2023

Ketua Badan Permusyawaratan Kampung (Baperkam) Baldus Kaikatui (63), misalnya.
Ia mulai mendirikan rumah dan menetap di Pulau Nusrowi sekira tahun 2000-an.
"Sampai saat ini, sudah ada lima rumah di Pulau Nusrowi," ungkap Baldus Kaikatui.
Ia mengatakan, ada empat suku yang mendiami Pulau Rumberpon.
Di antaranya Suku Kaikatui, Kabiai dan Yoweni. Ketiga suku itu bertalian erat dengan Suku Windesi.
Sementara Distrik Rumberpon mencakup tujuh kampung administrasi.
Termasuk Kampung Yembekiri 1 dan Kampung Yembekiri 2.
Ada juga Kampung Yomakan, Isenebuay, Yariari, Iseren dan Kampung Watitindauw.
Butuh waktu sekira 20 menit menggunakan perahu motor tempel dari Pulau Nusrowi menuju ibu kota Distrik Rumberpon, Kampung Yembekiri.
(*)
Yelanz Kabiay Ajak Masyarakat Wondama Dukung Kepemimpinan Bupati Elysa Auri dan Wabup Alex Marani |
![]() |
---|
Gubernur Papua Barat Akan Hadiri Peringatan HKG PKK di Teluk Wondama |
![]() |
---|
Wabup Kaimana Buka Konsultasi Publik I RDTR dan KLHS Wisata Teluk Triton |
![]() |
---|
Imigrasi Manokwari Temukan 34 Orang Asing di Manokwari dan Teluk Wondama |
![]() |
---|
Imigrasi Deportasi 26 WNA Filipina yang Mencuri Ikan di Perairan Biak Numfor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.