PUPR Papua Barat
PUPR Papua Barat Sebut Kontruksi Tanah Bergerak Pegaf Jadi Tantangan Pembangunan Jembatan dan Jalan
Plt Kepala Dinas PUPR Papua Barat, Yohanis Momot mengatakan, konstruksi tanah Pegaf termasuk tanah bergerak.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat mengakui, konstruksi tanah di Pegunungan Arfak (Pegaf) menjadi tantangan pekerjaan infrakstruktur.
Plt Kepala Dinas PUPR Papua Barat, Yohanis Momot mengatakan, konstruksi tanah Pegaf termasuk tanah bergerak.
“Akibatnya, jalan yang sudah diaspal kerap retak dan rawan longsor,” ungkap Yohanis Momot kepada TribunPapuaBarat.com, Minggu (6/8/2023).
Baca juga: PUPR Papua Barat Ungkap Stok Jembatan Bailey Cukup untuk Penanganan Beberapa Titik di Pegaf
Kendati begitu, ia memastikan Bidang Bina Marga PUPR Papua Barat telah mempertimbangkan konstruksi tanah sebelum membangun jalan dan jembatan di Pegaf.
Ia mencontohkan, saat pembangunan Jembatan Sementara Kali Demaisi II di Distrik Minyambouw.
Berdiri di atas derasnya aliran Kali Inggemuo yang rawan banjir dan longsor, PUPR berhasil membangung jembatan bailey sepanjang 30 meter.
“Fondasi yang dibangun bukan hanya fondasi, tetapi itu untuk mengatur aliran air supaya tidak banjir,” ujar Yohanis Momot.
Baca juga: Yohanis Momot Ungkap PUPR Papua Barat Siap Bangun Jembatan Demaisi Permanen, Butuh Rp 20 Miliar

Dalam kurun tiga bulan, PUPR Papua Barat memobilisasi jembatan bailey dari daerah Pantura-Manokwari dan alat berat lainnya.
Memasang jembatan rangka baja ringan kualitas tinggi, itu dengan kerap ditakutkan dengan potensi banjir saat hujan deras.
Akhirnya Jembatan Sementara Kali Demaisi II diresmikan Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw pada Jumat, (6/8/2023).
Baca juga: Warga Demaisi-Pegaf Senang Ada Jembatan Bailey yang Dibangun PUPR Papua Barat

Seperti diwartakan TribunPapuaBarat.com sebelumnya, Yohanis Momot mengaku, saat ini Kementerian PUPR sedang mengerjakan proyek jalan dari Warmare, Manokwari menuju Minyambouw, Pegaf.
Dana sebesar Rp 70 miliar yang bersumber dari APBN digunakan untuk membiayai proyek tersebut.
Ia berharap, sebelum akhir jabatan Presiden Joko Widodo, proyek jalan di Pegaf sudah tuntas.
Disebutkannya, PUPR Papua Barat akan mengintervensi pengerjaan jalan untuk mempercepat penyelesaian proyek.
"Kita dari Dinas PUPR Papua Barat intervensi (proyek jalan) yang dari Minyambouw - Anggi," ujar Yohanis Momot.
Menurut dia, jika hanya menunggu dari APBN, maka pengerjaan jalan akan terkesan lambat.
Padahal, urgensi penanganan stunting, kemiskinan ekstrim dan persiapan Pemilu 2024 di Pegaf menuntut percepatan.
Untuk itu, ucapnya, PUPR Papua Barat akan mengalokasikan anggaran untuk proyek jalan Minyambouw-Anggi dalam APBD Provinsi Papua Barat tahun anggaran 2024.
(*)
Pertama Kali Kejati Papua Barat Tersangkakan 2 Konsultan Pengawas: Karena Laporan Fiktif |
![]() |
---|
Jaksa Bakal Jemput Paksa Direktur CV GBP, Kontraktor Proyek Jalan Mogoy-Merdey |
![]() |
---|
Kronologi Proyek Jalan Mogoy-Merdey Bintuni yang Menjerat Kadis PUPR Papua Barat |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Jaksa Tahan Kadis PUPR Papua Barat dan Dua Konsultan Pengawas |
![]() |
---|
Dinas PUPR Papua Barat Kebut Penyelesaian SPAM Pedesaan di Tujuh Kabupaten hingga Akhir 2023 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.