PUPR Papua Barat

PUPR Papua Barat Ungkap Stok Jembatan Bailey Cukup untuk Penanganan Beberapa Titik di Pegaf

Plt Kadis PUPR Papua Barat, Yohanis Momot mengatakan, stok jembatan bailey masih mencukupi untuk pembangunan jembatan di beberapa titik lagi di Pegaf.

Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Haryanto
TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
Plt Kadis PUPR Papua Barat (PB) Yohanis Momot diwawancarai usai peresmian Jembatan Demaisi di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Jumat (4/8/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Jembatan Demaisi, di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat menjadi satu diantara bukti keberhasilan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua Barat memasang jembatan bailey.

Jembatan bailey adalah jembatan yang menggunakan baja ringan berkualitas tinggi dan dapat dipindahkan.

Plt Kadis PUPR Papua Barat, Yohanis Momot mengatakan, stok jembatan bailey masih mencukupi untuk pembangunan jembatan di beberapa titik lagi di Pegaf.

Baca juga: Yohanis Momot Ungkap PUPR Papua Barat Siap Bangun Jembatan Demaisi Permanen, Butuh Rp 20 Miliar

Untuk itu, ia telah memerintahkan Bidang Bina Marga PUPR Papua Barat untuk memetakan beberapa lokasi di Pegaf yang urgensi dipasang jembatan bailey.

“Kita masih punya jembatan bailey di Bandara Rendani dan di daerah Pantura yang bisa digunakan,” ungkap Yohanis Momot kepada media usai peresmian Jembatan Demaisi, Jumat (4/8/2023).

Kendati jembatan bailey bersifat sementara, diakuinya daya tahan jembatan cukup lama.

“Kalau jembatan bailey yang Demaisi ini dipakai di Pantura sudah 10 tahun,” tambahnya.

Baca juga: Warga Demaisi-Pegaf Senang Ada Jembatan Bailey yang Dibangun PUPR Papua Barat 

Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, meresmikan Jembatan Demaisi, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Jumat (4/8/2023) siang.
Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, meresmikan Jembatan Demaisi, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), Jumat (4/8/2023) siang. (Dokumentasi Polda Papua Barat)

Ia menyebut, rangka Jembatan Demaisi yang berdiri di atas Kali Inggemuo, dibangun menggunakan jembatan bailey sepanjang 30 meter.

Sementara pijakan jembatan menggunakan kayu matoa yang tergolong kelas kuat II – III.

Terpampang di jembatan tanda maksimal beban 5 ton.

Ia mengatakan, PUPR Papua Barat sempat kesulitan mobilisasi jembatan bailey dari daerah Pantura-Manokwari menuju Demaisi-Pegaf.

Baca juga: PUPR Papua Barat: Pembangunan Jembatan di Minyambouw untuk Dukung Distribusi Pemilu 2024

Lantaran akses jalan di Pegaf yang belum sepenuhnya diaspal.

Tetapi, berhasil diselesaikan PUPR Papua Barat dalam kurun tiga bulan dengan estimasi biaya Rp 2-3 miliar.

"Fondasi Jembatan Demaisi dibangun sekaligus mengatur aliran air supaya jangan banjir lagi," pungkas Yohanis Momot.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved