Berita Pegunungan Arfak
Geliat Usaha di Kampung Udohotma Terkendala Pasokan Listrik, Barto Inden: Warga Hidup dengan Pelita
ia berharap Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak dan Pemerintah Provinsi Papua Barat, secepatnya membantu masyarakat Udohotma dengan aliran listrik.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Warga Kampung Kobrey Udohotma, Distrik Sururey, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat hingga kini belum menikmati aliran listrik PLN.
Akibatnya, menghambat geliat usaha mikro, kecil dan menengah yang sedang dirintis warga di kampung yang terletak di tepian danau Anggi Giji itu.
Hal inilah yang dialami Barto Inden, pionir Koperasi Amin akronim dari Anak Milenial Inspiratif.
Baca juga: Kisah Barto Inden, Duta Petani Milenial Kementan Papua Barat, Harumkan Kopi Anggi ke Pasar Ekspor
Baca juga: Barto Inden Harap Kampung Udohotma Jadi Pusat Perbenihan Kopi di Papua Barat
Ia mengaku, usaha peternakan ayam petelur miliknya yang dimulai sejak 2019, sementara terpaksa berhenti.
“Karena listrik tong (kita) masih pakai genset. Jadi susah. Padahal beternak (ayam) butuh listrik,” ujar Barto Inden saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com, di Manokwari belum lama ini.
Seperti diketahui, metode ternak ayam secara tertutup mesti menjaga suhu tubuh ayam.
Maka. listrik untuk menyalakan lampu dan kipas blower untuk menjaga suhu tubuh ayam menjadi suatu keniscayaan.
Duta Petani Milenial Kementan Perwakilan Papua Barat, itu mengaku, masyarakat Kampung Udohotma hingga kini masih hidup laiknya di zaman dulu.
Mengandalkan nyala pelita minyak tanah dan obor untuk menerangi malam di kampung yang berada di ketinggian 2000 mdpl itu.
“Tong juga ada yang pakai sel surya yang kecil itu,” tambah lulusan Polbangtan Manokwari itu.
Selain peternakan ayam, lanjut dia, usaha lainnya yang mandek karena ketiadaan aliran listrik PLN yakni produksi Kopi Anggi.
Menurut dia, permintaan Kopi Anggi kian melonjak seiring promosi yang gencar dilakukan melalui pameran di Jakarta, bahkan ke Amerika Serikat.
Tetapi, diakuinya Koperasi Amin belum bisa memenuhi kebutuhan pasar Kopi Anggi karena belum dilengkapi dengan mesin produksi yang canggih.
“Kalau sudah ada mesin, tapi kalau listrik belum masuk, sama saja susah. Jadi, sekarang tong masih numpang roasting di Manokwari,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak dan Pemerintah Provinsi Papua Barat, secepatnya membantu masyarakat Udohotma dengan aliran listrik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.