Asa Yayasan Tunas Papua Bersinar Ubah Stereotipe Pemuda Sanggeng Manokwari Lewat Wirausaha

Ibu-ibu guru sekolah Minggu dari Gereja Sion Sanggeng menjadi pengurus yayasan dan aktif membina pemuda Sanggeng lewat pendekatan agama.

TRIBUNPAPUABARAT.COM/KRESENSIA KURNIAWATI MALA PASA
PEMUDA SANGGENG - Lesi Rumbairusi (baju oranye) sedang mencuci motor di usaha pencucian motor yang dirintis Yayasan Tunas Papua Bersinar mulai Agustus 2023 untuk para pemuda Sanggeng, yang beralamat di Jalan Pahlawan Sanggeng, Manokwari, Papua Barat, Senin (4/9/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Resmi mendapatkan akta notaris pada 2022, Yayasan Tunas Papua Bersinar melebarkan sayap usaha yang memberdayakan makin banyak pemuda Sanggeng, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Pionir sekaligus Ketua Yayasan Tunas Papua Bersinar, Merry Agnes Macpal, mengatakan sudah memiliki usaha pencucian motor, barbershop, pembuatan krans bunga ,kuliner.

Ada sekira 60-an pemuda Sanggeng binaan Yayasan Tunas Papua Bersinar, dari rentang usia 10-28 tahun.

Mayoritas adalah pemuda asli Papua (OAP) yang rata-rata tamatan SMP dan SMA.

Wanita yang akrab disapa Agnes, itu mengaku, melatih pemuda Sanggeng berwirausaha guna secara perlahan mengubah stereotipe masyarakat.

Baca juga: Pemuda Sanggeng Minta Pemda Manokwari Tidak Hanya Janji Beri Pelatihan Bisnis

 

“Stigma masyarakat 'anak-anak Sanggeng itu nakal, daerah rawan'. Padahal, anak-anak ini hanya butuh ruang untuk berkreasi dan lapangan pekerjaan,” kata Merry Agnes Macpal saat diwawancarai TribunPapuaBarat.com di Manokwari, Minggu (10/9/2023).

Agnes menjadi guru sekolah Minggu di Gereja Sion Sanggeng sejak 1993. Ia mengaku, selama itu telah mengamati tren kasus yang dilakukan pemuda Sanggeng.

Mulai dari terjerumus dalam pemakaian obat-obatan terlarang, tawuran, mabuk-mabukkan, hingga kriminalitas seperti pencurian.

Terdorong asa untuk menyelamatkan generasi penerus Papua itu, Merry Agnes Macpal mendirikan Yayasan Tunas Papua Bersinar 5 tahun lalu.

Ibu-ibu guru sekolah Minggu dari Gereja Sion Sanggeng menjadi pengurus yayasan dan aktif membina pemuda Sanggeng lewat pendekatan agama.

“Kenakalan itu lebih banyak karena kesulitan ekonomi keluarga,” ujar wanita kelahiran Manokwari, 9 Agustus 1973 itu.

Baca juga: Kapolresta Manokwari Tegaskan Tidak Tebang Pilih Penanganan Kasus Begal di Jl Pahlawan Sanggeng

Ia mengaku ada penurunan kasus melalui pendekatan agama, pendidikan dalam hal ini mengejar sekolah paket bagi yang putus sekolah, dan membuka lapangan usaha.

“Empat tahun belakangan, sudah tra (tidak) ada lagi itu anak Sanggeng yang buka jok motor di Pasar atau pakai lem aibon,” tutur ibu empat orang anak itu.

Ia menyebut modal usaha sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan Tunas Papua Bersinar dari dana hibah Pemerintah Kabupaten Manokwari tahun 2022.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved