Paulus Waterpauw Ingatkan Warga Teluk Bintuni untuk Tidak Menikah Dini, Ini Alasannya

Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, mengaku telah mendapat laporan bahwa banyak pernikahan dini yang terjadi di Papua Barat.

Penulis: R Julaini | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tim Media Pj Gubernur
Pj Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, bersama pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) sempat meninjau harga barang-barang di Pasar Sentra Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Jumat (15/09/2023). Ia mengingatkan warga Bintuni untuk menghindari pernihakan dini. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, mengingatkan masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni untuk tidak menikah dini atau terlalu cepat.

Ia mengatakan tidak menikah dini adalah upaya untuk mencegah anak lahir dalam kondisi stunting.

Pj Gubernur mengaku telah mendapat laporan bahwa banyak pernikahan dini yang terjadi di Papua Barat.

"Usia 14 tahun sudah dikawinkan. Usia 15 sudah menikah, usia 16 tahun sudah punya anak dua, usia 18 tahun punya lagi anak," kata Paulus Waterpauw di Kantor Kampung Argosigemerai, Distrik Bintuni, Jumat (15/9/2023) malam. 

Padahal, syarat menilah sesuai Kementerian Kesehatan, anak perempuan yang sudah siap secara struktur dan organ tubuhnya, khususnya kewanitaan untuk memiliki anak dan mampu membesarkannya itu di usia 19 tahun ke atas.

Baca juga: Setelah Tendang Bola, Roma Megawanty Ajak Anak Muda Hindari Pernikahan Dini

 

Contohnya, kata Paulus Waterpauw, dalam pemberian air susu ibu (ASI), perempuan dengan usia di bawah 19 tahun akan kesulitan memproduksi ASI.

Padahal, menurutnya, anak yang dilahirkan harus dalam perawatan sang ibu sepenuhnya selama dua tahun usia anak.

"Jadi kalau anak menikah di bawah usia 19 itu, pasti ada masalah," ujar mantan Kabaintelkam Polri tersebut.

Anak yang terlahir dari pernikahan dini, ucapnya, secara kasat mata memiliki lingkar kepala dan tinggi badan yang kurang.

"Dia memang mungkin sehat, tapi berat badannya kurang," katanya.

Baca juga: Paulus Waterpauw Borong Sayur-sayuran dan Ikan di Pasar Sentra Bintuni

Karena itu, Paulus Waterpauw meminta agar pernikahan dini dihindari demi anak-anak terlahir dengan kondisi sehat.

Harapannya, pada 20 tahun mendatang, anak-anak bisa sehat dan menjadi penyelenggara daerah.

"Mereka-mereka yang akan menggantikan kita yang tua ini," ucap Paulus Waterpauw.

Ia pun meminta Kepolisian dan TNI setempat untuk mengampanyekan pencegahan pernikahan dini melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Waterpauw juga menyarankan Pemda dan DPRD Teluk Bintuni menerbitkan Perda tentang pencegahan pernikahan dini.

"Karena nampaknya pernikahan dini yang menjadi persoalan di antara kita ini," kata pensiunan polisi jenderal bintang tiga tersebut.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved