Info UNIPA

LPPM Unipa Berhasil Produksi Biodiesel dari Minyak Jelantah: Butuh Dukungan Anggaran 

Wilson Palelingan Aman merasa optimis, dengan sokongan dana dari pemda kepada Unipa, maka pengembangan produksi biodiesel bisa semakin masif

|
zoom-inlihat foto LPPM Unipa Berhasil Produksi Biodiesel dari Minyak Jelantah: Butuh Dukungan Anggaran 
Istimewa
Peneliti Unipa saat mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel.

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Papua mengaku, membutuhkan dukungan dana lebih untuk mengembangkan teknologi produksi biodiesel dari minyak jelantah.

Belum lama ini, tiga peneliti LPPM Unipa berhasil mengembangkan teknologi produksi biodiesel dari minyak jelantah yang telah diterapkan di masyarakat Kampung Mokwam, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Wilson Palelingan Aman, satu dari tim peneliti LPPM Unipa mengatakan, dukungan dana pengembangan teknologi produksi biodiesel dalam penelitian sebelumnya bersumber dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek yang berkisar Rp 30-40 juta.

Baca juga: Akademisi Unipa Maria Nauw: Terjadi Politisasi Nama Fam/Keret Asli Papua di Era Otsus

Baca juga: Berikut Daftar Tujuh Guru Besar Unipa yang Dikukuhkan pada Desember 2023

Dengan sumber dana yang ada, tim peneliti Unipa berhasil mengembangkan kapasitas produksi biodiesel hingga 10 liter biodiesel per 16 liter minyak jelantah dengan waktu per proses sekira tiga jam.

Wilson Palelingan Aman merasa optimis, dengan sokongan dana dari pemerintah daerah kepada Unipa, maka pengembangan produksi biodiesel bisa semakin masif.

Terutama dalam menyiapkan produksi biodiesel sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI ) biodiesel, maka membutuhkan pengujian di laboratorarium terstandar yang akan menelan anggaran cukup banyak.

Kendati begitu, kata dia, pengembangan penelitian biodiesel ini bermuara untuk mewujudkan green economy atau ekonomi hijau, yakni konsep ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi risiko kekurangan lingkungan.

"Jadi, kita Unipa menyiapkan sumber daya manusianya (peneliti), pemda bantu dengan anggaran yang memadai supaya biodiesel ini semakin dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat luas," ungkap Wilson Palelingan Aman kepada wartawan, di Manokwari, Rabu (20/12/2023).

Wilson
BIODIESEL UNIPA - Dosen Teknologi Unipa Wilson Palelingan Aman saat diwawancarai di Manokwari, Rabu (20/12/2023). Ia menilai, untuk mengembangkan biodiesel dari minyak jelantah secara masif dan sesuai SNI, maka butuh dukungan dana yang cukup besar, maka kerja sama dengan pemda setempat merupakan keniscayaan.

Dosen teknologi pertanian Unipa, itu mengaku, pengembangan biodiesel sudah termasuk dalam road map penelitian bioenergi selama kurun lima tahun.

Ia memperkirakan, dukungan anggaran sebesar Rp100-200 juta sudah bisa mengakomodasi pengembangan biodiesel dari minyak jelantah hingga distandarisasi sesuai SNI.

Wilson mengakui, biodiesel yang dikembangkan Unipa masih diuji coba pada mesin diesel yang digunakan oleh masyarakat, khususnya pelaku industri rumah tangga.

Tetapi, pria yang pernah mempelajari ilmu bioenergi dari Institut Pertanian Bogor, itu merasa optimis, pengembangan biodiesel ke depan ditujukan mengganti solar sebagai bahan bakar kendaraan.

Pasalnya, ucapnya, saat ini harga bahan bakar minyak sudah naik dan masyarakat kesulitan mengakses solar bersubsidi.

 “Di sisi lain, kita mau mengubah cara pandang masyarakat. Selama ini minyak goreng bekas atau jelantah hanya dianggap limbah. Padahal dapat diolah menjadi biodiesel pengganti solar,” ungkap Wilson yang telah menjadi pengajar di Unipa sejak 2005 itu.

Menurut Wilson, keberhasilan penerapan di Mokwam, dapat menjadi contoh dan direplikasi di daerah-daerah lain di Manokwari.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved