Bupati Yosias Saroi Apresiasi Kajian UNIPA Mampu Integrasikan Potensi Wisata Pegunungan Arfak
"Kajian UNIPA akan mendukung pengembangan ekowisata terintegrasi di Pegunungan Arfak di masa depan," ujar Yosias Saroi
Penulis: Hans Arnold Kapisa | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Bupati Pegunungan Arfak (Pegaf), Yosias Saroi, mengapresiasi terobosan Universitas Papua (UNIPA) yang mengkaji potensi sumberdaya alam.
Potensi sebagai pintu masuk pembangunan sektor pariwisata di daerah di Arfak, Papua Barat.
"Saya memberikan apresiasi atas kerja sama ini karena Pegaf merupakan cikal bakal program konservasi di bagian Kepala Burung Pulau Papua," ujar Yosias Saroi belum lama ini.
Ia berharap agar Festival Danau Anggi yang pernah dilakukan di tahun sebelumnya dapat dikemas untuk membuka kembali kegiatan pariwisata di Pegunungan Arfak.
Menurutnya, keunikan endemisitas flora-fauna dan budaya telah membuat tanah Arfak terkenal.
Baca juga: Unipa Berhasil Identifikasi 10 Lokus Destinasi Ekowisata Andalan Pegunungan Arfak
Flora-fauna dan budaya itu antara lain seperti burung pintar, pisang raksasa, rumah kaki seribu, tarian tumbuk tanah bahkan potensi panorama Danau Anggi.
"Kajian UNIPA akan mendukung pengembangan ekowisata terintegrasi di wilayah Arfak di masa depan," ujarnya saat seminar hasil kajian UNIPA di Aula Kantor Bupati Pegunungan Arfak, 18 Desember 2023.
Kemudian, Tim UNIPA dipimpin Prof Dr Sepus Fatem menyebut Pegaf memang sangat seksi dan memiliki perbedaan ekosistem hingga budaya dengan etnik lain di wilayah Papua Barat.
Keeksotisan Pegaf, ucapnya, terlihat dari jenis burung cantik kelompok cenderawasih maupun kelompok burung pintar atau bower bird.
Ada juga jenis mamalia primitif antara lain landak moncong panjang, katak Arfak, kanguru pohon Arfak hingga corak kehidupan masyarakat Arfak.
Baca juga: Pengelola Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Unipa Resmi Terbentuk, Akselerasi Pencapaian Target SDGs
Ia mengatakan, kalau membaca buku dan data expedisi para ilmuan dunia, ditemukan koleksi data tumbuhan, satwa dan sosial budaya masyarakat Pegunungan Arfak.
Buku dan data itu merupakan hasil karya beberapa tokoh penjelajah alam dunia yang membuat riset di Pegunungan Arfak.
Mereka adalah Alfred Russel Wallace yang mengunjungi daerah kepala Burung dan Kepulauan Raja Ampat pada 1840-an.
Ada juga Odoardi Beccari dan Luigi Albertis yang mengunjungi Pegunungan Arfak pada 1870-an.
Pegunungan Arfak
Yosias Saroi
potensi wisata
Universitas Papua
Papua Barat
UNIPA
Danau Anggi
Sepus Fatem
Fakultas Kehutanan
Ramalan Cuaca Papua Barat Besok Sabtu 20 September 2025: Awas Hujan! |
![]() |
---|
Bahan Baku dan Transportasi Mahal, Program MBG Belum Sentuh Pegunungan Arfak |
![]() |
---|
Pekan Depan, Polres Kaimana Sidang Etik Personel Soal Kasus Perzinaan |
![]() |
---|
Pelni Manokwari Dukung Pengembangan Pariwisata Daerah lewat Layanan Keagenan Kapal |
![]() |
---|
Mohamad Lakotani Terpilih sebagai Ketua PMI Papua Barat Periode 2025-2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.