Rektor Universitas Papua Kukuhkan Profesor Saraswati Prabawardani Jadi Guru Besar UNIPA

Dalam sambutannya, Meky Sagrim mengatakan Saraswati Prabawardani merupakan guru besar ke-20 di UNIPA.

Youtube TribunPapuaBarat.com
Rektor Universitas Papua (UNIPA), Dr Meky Sagrim, mengukuhkan Profesor Saraswati Prabawardani sebagai guru besar di UNIPA, Manokwari, Papua Barat, Rabu (27/03/2024). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Rektor Universitas Papua (UNIPA), Dr Meky Sagrim, mengukuhkan Profesor Saraswati Prabawardani sebagai guru besar di UNIPA.

Pengukuhan tersebut berlangsung dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Papua dalam wisuda dari program diploma hingga doktor di Kampus UNIPA, Rabu (27/03/2024).

Dalam sambutannya, Meky Sagrim mengatakan Saraswati Prabawardani merupakan guru besar ke-20 di UNIPA.

"Kehadiran guru-guru besar ini akan sangat membantu mewujudkan moto kampus ini Universitas Papua, Ilmu untuk Kemanusiaan," ujar rektor UNIPA itu.

Baca juga: Lolos ke Italia, Mahasiswi UNIPA Julianita Adriance Teriak Tengah Malam, Satu Rumah Terbangun

 

Dalam acara wisuda tersebut, Saraswati Prabawardani membacakan karya ilmiah yang fokus pada ketahanan pangan berbasis pangan lokal di Papua Barat.

Menurutnya, pada 2023 (sebelum ada empat provinsi baru di Papua), Papua Barat berada di urutan ke-33 dari 34 provinsi di Indonesia untuk sektor ketahanan pangan.

Ia menyebut ada dua pangan lokal pokok di Papua Barat, yakni ubi jalar untuk masyarakat pegunungan dan sagu untuk warga di pesisir.

Sejak 2016 hingga 2023, produksi ubi jalar di Papua Barat turun 21 persen.

"Faktor penyebabnya bukan karena berkurangnya lahan pertanian untuk ubi jalar," kata Saraswati Prabawardani.

Satu di antara faktor utama, ucapnya, peralihan konsumsi ubi jalar ke beras sejak awal tahun 2000-an.

Baca juga: Magang di PT Freeport Indonesia dan BP Tangguh Jadi Program Unggulan FTPP UNIPA

"Intensifikasi produksi beras membuat masyarakat meninggalkan pangan lokal (ubi jalar). Begitu juga kehadiran raskin," ujar dosen di Fakultas Pertanian UNIPA itu.

Ia mendorong masyarakat Papua Barat untuk kembali konsumsi ubi jalar sebagai makanan pokok.

Lahan di provinsi ini, ucapnya, lebih cocok untuk ubi jalar dan tananam umbi-umbian lainnya daripada tanaman padi.

"Produksi padi Papua Barat hanya memenuhi 25 persen kebutuhan beras di provinsi ini. Sisanya harus impor beras dari luar Papua," kata Saraswati Prabawardani.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved