BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim Tematik Papua Barat 2024, Kolaborasi dengan Polbangtan dan UNIPA

Mahasiswa Polbangtan Manokwari dan Fakultas Pertanian Universitas Papua juga menerima pemaparan tentang pengenalan unsur-unsur cuaca dan iklim

ISTIMEWA/Staklim Papua Barat
SEKOLAH IKLIM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Provinsi Papua Barat menggelar Sekolah Lapang Iklim Tematik Provinsi Papua Barat Tahun 2024 di aula Faperta Unipa, Selasa (30/4/2024).  

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Provinsi Papua Barat menggelar Sekolah Lapang Iklim Tematik Provinsi Papua Barat Tahun 2024, Selasa (30/4/2024).

Sekolah Lapang Iklim (SLI) tematik Provinsi Papua Barat kali ini berkolaborasi dengan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari dan Fakultas Pertanian Universitas Papua (Unipa).

Acara bertajuk, "Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim untuk Antisipasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian" itu digelar di aula Faperta Unipa.

SLI dibuka oleh Kepala Balai Besar MKG Wilayah V Jayapura, Yustus Rumakiek, yang didampingi Kepala Stasiun Klimatologi Papua Barat Uci Sanusi, Dekan Faperta Unipa Dwiana Wasgito Purnomo dan perwakilan Direktur Polbangtan Manokwari.

"Melalui Sekolah Lapang Iklim tematik 2024, diharapkan peningkatan pemahaman para mahasiswa terkait perubahan iklim, informasi cuaca dan iklim serta pemanfaatannya di bidang pertanian," kata Yustus Rumakiek dalam sambutannya.

Baca juga: Bersiap Memasuki Musim Kemarau 2024, Berikut Saran BMKG Stasiun Klimatologi Papua Barat

 

Ia menjelaskan, BMKG sebagai institusi yang salah satu tugasnya berwenang menyelenggarakan pengamatan cuaca dan iklim, serta memberikan informasi cuaca dan iklim.

SLI merupakan program prioritas nasional dengan tujuan utama memberikan pemahaman terkait pemanfaatan informasi cuaca dan iklim serta perubahannya secara efektif dalam mendukung kegiatan pertanian.

Diharapkan, ucapnya, dengan pemahaman komprehensif tentang iklim dan cuaca, mahasiswa dapat mendukung kegiatan pemerintah dalam hal ketahanan pangan serta nawacita pembangunan di bidang pertanian.

"SLI sekaligus menjadi media pertukaran pengetahuan, informasi, diskusi dan ajang berbagi pengalaman dari para narasumber, mahasiswa serta stakeholder lainnya," ujar Yustus Rumakiek.

Ia menyebut, perubahan iklim sudah dan sedang terjadi.

Baca juga: Ini Prediksi BMKG Soal Musim Kemarau di Papua Barat dan Papua Barat Daya

Perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan frekuensi kejadian bencana hidrometeorologis dan cuaca ekstrim berupa hujan lebat, angin kencang bahkan gelombang tinggi di laut yang sangat berdampak terhadap aktivitas sehari-hari.

Menurutnya, hal ini meningkatkan perhatian beberapa kalangan tentang potensi terganggunya ketahanan pangan termasuk di sektor pertanian.

Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan upaya pendekatan guna memitigasi atau mengatasi masalah ketahanan pangan.

Dengan begitu terwujud visi dan misi program Nawacita tentang “Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan”.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved