Berita Manokwari

Nelayan Keluhkan Tidak Beroperasinya SPBN Sanggeng, Abraham Wanma: Terpaksa Beli BBM Eceran

Abraham Wanma mengungkapkan, tidak beroperasinya SPBN Sanggeng lantaran adanya masalah internal pengelola.

Penulis: R Julaini | Editor: Libertus Manik Allo
Istimewa
Ketua Perkumpulan Nelayan Papua Barat, Abraham Wanma. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Nelayan di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat mengeluhkan tidak beroperasinya SPBN Sanggeng selama tiga bulan terakhir.

Tidak beroperasinya SPBN mengakibatkan nelayan terpaksa membeli bahan bakar minyak (BBM) yang dijual eceran.

Ketua Perkumpulan Nelayan Papua Barat, Abraham Wanma menjelaskan, kondisi itu dimulai pada Minggu terakhir Juni 2024 lalu.

Baca juga: Berikut Syarat Mengakses Bantuan Hibah Nelayan di Mansel Papua Barat

Baca juga: Konstan Kayukatui Pastikan Data 8 Nelayan yang Perahunya Rusak Sudah Diserahkan ke DKP Mansel

Tidak beroperasinya SPBN Sanggeng disebutnya masih terjadi hingga sekarang.

“Kalau tidak salah sudah tiga bulan lebih lah,” keluh Abraham Wanma, Jumat (4/10/2024).

Karena tidak beroperasinya SPBN Sanggeng, nelayan akhirnya membeli BBM eceran di pengecer. Harganya dipastikan hampir dua kali lipat.

Jika harga BBM jenis pertalite di SPBN satu liternya dihargai Rp 10 ribu, maka harga pengecer satu liternya bisa mencapai Rp 15 ribu.

“Biasanya beli per jerigen 35 liter. Kalau di SPBN itu sekitar Rp 350 ribu. Jadi kalau beli di pengecer itu bisa melambung lebih dari Rp 500 ribu,” ungkapnya.

Tidak berhenti sampai disitu, harga BBM itu belum termasuk oli, bahan makanan dan perbekalan lainnya selama mencari ikan.

Abraham Wanma mengungkapkan, tidak beroperasinya SPBN Sanggeng lantaran adanya masalah internal pengelola.

“Tapi dampaknya ke nelayan,” katanya.

Pihaknya memastikan telah menanyakan kondisi itu ke dinas yang menangani SPBN termasuk pihak Pertamina. 

Namun ia menyatakan jawaban ke dua pihak tetap pada masalah internal di pengelola SPBN Sanggeng.

“Kami sudah sempat ketemu pihak Pertamina dan mereka juga sampaikan ke kami ketemu dinas. Kami juga sudah ketemu dinas dan bicara soal ini,” terangnya.

Apa yang disampaikan pihaknya ke dinas, disebut Abraham Wanma dijawab dengan melengkapi data base nelayan untuk ke depan agar kuota nelayan dikeluarkan sesuai data terbaru.

Mengenai hal itu, Abraham Wanma berujar kuota nelayan masih memakai data base lama. Sedangkan data base baru masih dalam proses pengumpulan.

“Kami hanya berharap kan ada kuota lama itu. Seharusnya itu dulu yang dikeluarkan sambil menunggu data yang kami lagi buat sekarang,” tandasnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved