Berita Fakfak

Yayasan Kaleka Sukses Berdayakan Warga Budidaya Rumput Laut di Kokas Fakfak

Lebih lanjut Adinda menegaskan, Yayasan Kaleka hadir untuk membantu masyarakat melalui kebun bibit. 

Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
ISTIMEWA
Petani rumput laut, Ali Rumalolas saat hendak memanen perdana bibit rumput laut di perairan Kampung Ugar, Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak Papua Barat yang ditekuninya dengan tentu pendampingan dari Yayasan Kaleka melalui implementasi nyata Program Wewowo Kampung, 

Dari langkah upaya dan pendampingan maupun bantuan yang telah dilakukan pihaknya, kini Yayasan Kaleka sudah berhasil menelurkan 1 petani rumput laut bernama Ali Rumalolas di Kampung Ugar, Distrik Arguni yang telah berhasil panen perdana. 

"Kini sudah ada 1 orang petani rumput laut yang sukses memelihara rumput laut melalui bantuan kebun bibit kami," terangnya. 

Sebelumnya memang Ali Rumalolas memelihara rumput laut di perairan Kokas, namun karena ada gangguan penyu sehingga secara pribadi berinisiatif untuk melakukan uji coba penanaman rumput laut di Kampung Ugar, Distrik Arguni. 

"Alhamdulillah beliau (Ali Rumalolas) telah berhasil melakukan panen bibit perdananya," terang Adinda. 

Serta fokus petani rumput laut tersebut juga untuk membantu selama petani dalam menyediakan bibit. 

"Pokoknya beliau sangat terbuka apabila ada petani yang dari kampung di sekitaran Kokas, Arguni, bahkan di luar dari itu yakni daerah teluk ataupun Karas bisa membeli bibit rumput laut ke beliau sangat terbuka dan dipersilahkan," katanya. 

Sebagai informasi tambahan, dikatakan Adinda untuk sampai pada panen bibit rumput laut membutuhkan waktu selama 25 atau 30 hari, sedangkan untuk panen keringnya memerlukan waktu selama 35 sampai 40 hari lamanya. 

"Kalau boleh memberikan gambaran sedikit meskipun saya bukan spesialis perikanan, tetapi untuk membudidayakan rumput laut memang susah-susah gampang," katanya. 

Karena dikatakannya, sedikit berbeda dengan komoditas lainnya, sebab harus diperhatikan pupuknya, kemudian perlakuannya juga. 

"Contohnya kepiting kan harus diberikan makan tetapi berbeda dengan rumput laut yang hanya ditanam dan dijaga atau dipelihara, perlu diperhatikan ialah dalam menjaganya dan memperhatikan perkembangan atau potensi gangguan misalnya sampah di laut yang menganggu," tandasnya. 

Memang diakui pihaknya keberadaan penyu juga menjadi tantangan tersendiri dalam membudidayakan rumput laut di perairan Kokas.

Namun lanjut dia, yang perlu diperhatikan warga atau petani ialah lebih jeli dan secara bijak memperhatikan lokasi-lokasi yang terhindar dari gangguan penyu serta transportasi masyarakat sehari-hari. 

"Kemudian satu lagi yang menjadi concern, kalau memang mau serius mengembalikan budidaya rumput laut di Kokas maka mulai sekarang sudah harus memperhatikan produksi limbah rumah tangga, selama ini secara bebas membuang sabun cuci piring atau pakaian ke laut, maka itu harus dihindari supaya rumput lautnya berkembang bagus," sarannya.

(*) 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved