Berita Fakfak
RSP Kolaborasi dengan Dinas Perkebunan Fakfak, Perkuat Koperasi Sawit Plasma
"Ini penting agar mereka dapat memahami struktur organisasi, tata kelola, serta memperoleh akses ke sumber daya yang lebih baik," katanya.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Libertus Manik Allo
TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Dalam memperkuat Koperasi Sawit Plasma, PT Rimbun Sawit Papua (RSP) menjalin kolaborasi bersama Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Itu disampaikan Pll Kepala Disbun Fakfak, Widhi Asmoro Jati kepada TribunPapuaBarat.com di Fakfak Papua Barat, Kamis (13/2/2025).
"Kami berkomitmen penuh untuk memfasilitasi pelatihan koperasi sawit plasma nantinya di Kabupaten Fakfak," ujarnya.
Baca juga: Disbun Fakfak Dukung Investasi Perkebunan Kelapa Sawit di Bomberai, Jamin Pasokan Listrik
Baca juga: Susun RAD Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Papua Barat: Jadi Pedoman Biar Tak Ada Benturan
Widhi Asmoro Jati menjelaskan, jalinan kolaborasi antara PT RSP dan Disbun Fakfak untuk memperkuat rencana aksi kerja pengurus koperasi sawit plasma di Distrik Tomage.
"Ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit di daerah tersebut," tandasnya.
Lulusan Planologi itu menyampaikan bahwa PT RSP saat ini memiliki lahan perkebunan sawit seluas 17.596,62 hektare di Distrik Bomberai dan Tomage.
"Di mana 2.890 hektare atau 20 persen dari luas tersebut telah diserahkan sebagai kebun sawit plasma," ujarnya.
Lanjutnya menambahkan, perusahaan telah membentuk dua koperasi petani plasma, yakni Koperasi Cahaya Donar Tomage yang mengelola 1.846 hektare dan Koperasi Moor Over Jaya di Bomberai yang mengelola 1.045 hektare.
"Kedua koperasi ini berperan sebagai mitra perusahaan dalam mengelola kebun sawit plasma," tandasnya.
Serta dikatakannya, telah menjadi bagian dari kemitraan industri kelapa sawit yang melibatkan kerja sama antara perusahaan perkebunan besar dan petani kecil.
"Sebelumnya kami juga telah melakukan sosialisasi yang bertujuan memberikan pemahaman, informasi, dan edukasi kepada pekebun plasma yang tergabung dalam koperasi," tutur Widhi.
Sehingga dijelaskannya, para peserta dapat memahami aspek teknik budidaya, manajemen perkebunan, serta dampak sosial dan ekonomi dari usaha perkebunan sawit.
Selain itu, melalui sosialisasi yang dilakukan juga diharapkan bisa mengurangi konflik serta meningkatkan hubungan harmonis antara perusahaan inti dan petani plasma di Distrik Bomberay dan Tomage.
"Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, potensi konflik dapat diminimalkan, sekaligus memberikan informasi terkait akses pasar, harga yang adil, dan strategi efisiensi biaya produksi," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.