Berita Papua Barat

Konservasi Sumber Daya Rotan di Papua: Peluang Besar Bagi Masyarakat Adat

Rotan tumbuh dengan cara merambat pada pohon, membentuk batang yang panjang dan fleksibel.

TribunPapuaBarat.com/Matius Pilamo Siep
Prof. Dr. Ir. Rudi A Maturbongs M.Si IPU, dosen di Universitas Papua yang baru saja menjadi guru besar, Senin (17/3/2025). 

Namun, ia mengamati ada ancaman terhadap keberlanjutan habitat rotan muncul akibat alih fungsi lahan yang dilakukan untuk kegiatan pembangunan. 

"pengelolaan rotan yang berbasis konservasi berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjaga keberadaan rotan ini dan memastikan bahwa manfaat ekonominya bisa dinikmati oleh generasi mendatang," ujar Prof.Rudi.

Prof Rudi membeberkan rotan di Papua tidak hanya digunakan untuk kerajinan, tetapi juga memiliki nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat adat

Misalnya, suku Ketengbang di pedalaman Papua menggunakan rotan untuk membuat busana dan berbagai alat tradisional, sedangkan suku Arfak menggunakan dua jenis rotan untuk membangun rumah adat mereka yang dikenal sebagai rumah kaki seribu. 

"Tanpa rotan, masyarakat adat Papua akan kesulitan mendapatkan bahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka," tuturnya.

Prof. Rudi menegaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk melibatkan diri dalam pengelolaan rotan secara berkelanjutan. 

Salah satu solusi yang diusulkan Prof Rudi adalah teknik "potong tanam", di mana setelah rotan dipanen, ia harus ditanam kembali untuk memastikan ketersediaan rotan di masa depan. 

Selain itu, ia mengungkapkan untuk menjaga keberlanjutan rotan, sinergitas antara pemerintah, masyarakat, Jurnalis dan LSM sangat diperlukan.

Pemerintah dapat berperan dengan menyediakan tempat, pelatihan, serta fasilitas yang dibutuhkan masyarakat untuk mengolah rotan secara mandiri dan berkelanjutan. 

"Jika pengelolaan rotan dilakukan dengan baik, maka selain menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat adat, rotan juga dapat menjadi komoditas yang bernilai tinggi di pasar global," tandasnya.

Lanjut dia, saat ini rotan dari Papua belum sepenuhnya dipublikasikan ke pasar internasional. 

"Ada kemungkinan bahwa sejumlah pihak sengaja menyembunyikan potensi rotan Papua karena ingin menghindari persaingan dalam perdagangan rotan,"ucapnya.

Oleh karena itu, untuk mengangkat potensi rotan, penting untuk menciptakan industri rotan berbasis masyarakat lokal yang bisa mengelola rotan secara mandiri dan berkelanjutan. 

"Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus bersinergi untuk memastikan bahwa rotan tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Papua dan dapat dimanfaatkan secara maksimal di pasar global,"pungkasnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved