Poli Psikologi RSUD Fakfak Ingatkan Soal Pentingnya Kesehatan Mental

TRIBUNPAPUABARAT.COM, FAKFAK - Psikolog di Poli Psikologi RSUD Fakfak, Rohayanti Pellupesi, menyebut kesehatan mental sangat penting pada era sekarang.

Dalam wawancara khusus bersama TribunPapuaBarat.com Jumat (21/11/2025), ia mengatakan sakit fisik banyak muncul dan diperparah oleh gangguan kesehatan mental.

Berpikir secara berlebihan atau overthinking bisa memicu asam lambung naik atau kumat. 

"Masih banyak warga yang belum paham bahwa pemicu asam lambung dan gerd tanpa disadari salah satunya ialah kesehatan mental yang kurang baik," kata Rohayanti Pellupesi.

Dengan datang ke psikolog, ucapnya, paling tidak seseorang bisa menceritakan masalah yang dihadapinya sehingga ada stress release. 

"Tempat cerita paling aman ialah di tenaga profesional alias psikolog karena terjamin kerahasiaan sebab kami terikat dengan kode etik," ujarnya.

Baca juga: RSUD Fakfak Kini Punya Poli Psikologi, Farid Mahubessy: Tingkatkan Mutu Pelayanan

Dengan bercerita masalah ke psikolog, ucapnya, seseorang bisa lebih menambah pemahaman atau lebih mengenal diri sendiri. 

"Misalnya, kalau saya sedang marah maka seharusnya saya tidak langsung luapkan atau tidak pendam sendiri, tetapi harus disampaikan dengan cara yang benar," kata Rohayanti Pellupesi.

Dari situlah, seseorang dapat lebih mengerti emosi positif dan negatif pada diri sendiri serta mencegah masalah mental berkembang menjadi lebih parah. 

Pelayaran di Poli Psikologi RSUD Fakfak 

Rohayanti menjelaskan, Poli Psikologi RSUD Fakfak terdiri dari dua bagian yaitu masalah psikologi anak dan layanan psikologi dewasa. 

"Pembagian ini dilakukan agar fokus satu sama lainnya sehingga tidak tercampur satu sama lainnya, karena penanganannya pula berneda," katanya. 

Jenis layanan di Poli Psikologi RSUD Fakfak antara lain konsultasi dan konseling psikologis.

Ini tempat untuk penanganan masalah stres, kecemasan, depresi, trauma, kepercayaan diri rendah, kelelahan bekerja atau burnout, masalah keluarga atau pasangan suami dan istri (pasutri).

"Untuk pelayanan psikologi di kami ini, tidak harus menunggu sampai permasalahan itu menjadi amat berat. Semakin dini lebih baik karena masalah mental itu terbagi ke dalam beberapa jenis pula," kata Rohayanti Pellupesi.

Ia menyebutkan, tahap awal dilakukan adalah assesment dan pemeriksaan psikologis serta apabila ditemukan indikasi bahwa pasien butuh penanganan medis, maka harus diberikan obat terlebih dahulu. 

"Lalu nantinya bisa dirujuk ke Psikiater," ujar Rohayanti Pellupesi.

Baca juga: KBI Manokwari Gelar Kopi Toleransi, Ajak Generasi Muda Jaga Kesehatan Mental

Sementara itu, Rohayanti menyebutkan untuk alur pelayanan pasien di Poli Psikologi RSUD Fakfak memang belum terakomodasi bagi pasien BPJS. 

Pasien ber-KTP Fakfak bisa memanfatkan pelayanan di Poli RSUD Fakfak dengan adanya Program Kesehatan Gratis Bupati Samaun Dahlan. 

"Alurnya tidak bisa langsung mengarah ke kami. Apabila ada pasien yang ingin pelayanan, harus melalui prosedur di RSUD Fakfak yakni pendaftaran, Poli Penyakit Dalam, dan dilihat apabila ada indikasi gangguan kesehatan mental baru dikonsultasikan ke kami," jelasnya. 

Lalu pasien harus membawa surat keterangan tidak mampu. 

Jikalau pasien umum yang ingin mengakses langsung maka sifatnya berbayar dan bisa langsung ke Poli Psikologi RSUD Fakfak. 

"Untuk pembiayaan paling rendah sesuai Perda buat konsultasi saja Rp 221.000," kata Rohayanti Pellupesi.

Kemudian untuk tes psikologi jika diperlukan maka dikenai biaya Rp 341.000 per pasien. 

"Setelah proses assesment, ada evaluasi dan keluar diagnosa serta membutuhkan konseling berikut yakni terapi dan dikenal biaya per psyco terapinya Rp 221.000," ujar Rohayanti Pellupesi.

Animo Masyarakat Fakfak

Sejak diresmikan Bupati Samaun Dahlan 13 November 2025, Poli Psikologi RSUD Fakfak telah menerima pasien. 

Ini menunjukkan tren positif masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan mental. 

Ada 30 anak yang menjadi pasien tetap di Poli Psikologi RSUD Fakfak. 

Sejak Poli Psikologi RSUD Fakfak dibuka, maka pasien anak-anak juga bertambah. 

"Kalau untuk pasien dewasa ada pasien baru, namun memang belum terlalu banyak. Kami sadari promosi pemeriksaan kesehatan mental di kalangan masyarakat masih rendah serta warga masih banyak terbelenggu dengan stigma," kata Rohayanti Pellupesi.