Kisah Pemuda Asal Wamena Sulap Rumah Kost Jadi Tempat Bocah Belajar Membaca

Seorang pemuda asal Wamena Yulfian Jigibalom yang menyulap rumah kostnya menjadi tempat belajar bocah bocah Papua

Penulis: redaksi | Editor: Jefri Susetio
TribunPapuaBarat.com
Pondok Belajar : Suasana pondok belajar Shekinah milik Yulfian Jigibalom di rumah kostnya, Kamis (7/72022). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Fenomena anak yang tidak bisa membaca masih membayangi wajah pendidikan di Papua Barat.

Berbagai usaha pemerintah, komunitas, individu hingga dunia usaha bermunculan melatih para murid agar bisa membaca.

Satu di antaranya Yulfian Jigibalom, pemuda asal Wamena ini menyulap kamar kostnya jadi ruang bagi murid untuk belajar membaca. Tidak sedikitnya, murid yang tak pandai membaca membuat dirinya khawatir.

Baca juga: Sapi Kurban 1,4 Ton Presiden Jokowi di Masjid Agung Al Akbar Sorong, Berikut Penjelasan Masjid

Baca juga: Kisah Mama Ripka, 17 Tahun Jualan Kelapa di Pantai Sorong, Satu Buah Kelapa Dikupas 20 Detik

Lantas, ia mendirikan Pondok Belajar Shekinah yang berlokasi di Jalan Manunggal Besar, Kelurahan Amban, Manokwari, Papua Barat. Rumah literasi yang didirikannya sekadar ruang tamu kost berukuran 2x3 meter.

Bersama rekan-rekan relawannya, saban sore ia mengajar anak-anak untuk belajar. Baginya, pendidikan merupakan rumah tempat anak belajar.

"Shekinah berarti rumah Allah (tempat tinggal Tuhan)" cetusnya kepada TribunPapuaBarat.com, Jumat (8/7/2022).

Rumah Shekinah berdiri pada 23 Mei 2019. Saban petang, rumah ini ramai dikunjungi anak-anak untuk berlatih membaca.

"Dari yang belum sekolah hingga siswa SMP. Ada proses belajar kelas sore. Kami tidak menahan anak, ketika dia belajar dan rasa sudah tahu, sudah bisa dan mau pergi (tidak bergabung), silakan," katanya.

Teringat Masa Kecil.

Yulfian Jigibalom menceritakan awal mula mendirikan pondok belajar Shekinah. Dahulu, Yulfian kecil teramat sulit memperoleh pendidikan di Wamena.

"Saya waktu kecil sekolah di Wamena saya tidak tau baca, tidak kenal huruf," ujar Fian.

Kekurangan tenaga pengajar menjadi utama banyak anak-anak Wamena tidak pandai membaca. Bahkan, tidak mengenal huruf. Akses menuju ke sekolah juga tidak gampang.

"Berangkat dari pengalaman itu, saya membuka pondok belajar Shekinah. Tiap Selasa dan Kamis mulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIT kami mengajar secara gratis," katanya.

Baca juga: Papua Barat Dimekarkan, Orgenes Wonggor: Dekatkan Pelayanan Pemerintah pada Rakyat

Baca juga: Papua Barat Dimekarkan, Orgenes Wonggor: Dekatkan Pelayanan Pemerintah pada Rakyat

Ihwalnya, hanya dua sampai tiga anak saja yang mengikuti proses belajar mengajar. Tetapi, saat ini sudah ramai, ada yang datang dari Kampung Ambon, Amban Pantai, Reremi dan Kampung Dowansiba.

"Saya juga berdoa untuk anak-anak, biar Tuhan bawa mereka datang belajar," ujar Fian.

Adapun pelajaran dasar yang diajarkan untuk anak-anak seperti baca, tulis, hitung dan peduli lingkungan. Anak-anak juga diajarkan untuk kesenian.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved