Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya
Mas Rohim Sukses Berdagang Bubur Kacang di Manokwari, Lapaknya Selalu Ramai, Berikut Ulasannya
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Bubur kacang masih banyak diminati masyarakat Manokwari untuk menu sarapan.
Selain mengenyangkan dan kaya kandungan gizi, harga seporsi bubur kacang pun ramah didompet.
Bubur kacang buatan Rohim (36) atau akrab disapa Mas Rohim terlihat diburu masyarakat Manokwari untuk mengganjal perut.
Gerobak bubur kacang Mas Rohim, yang parkir di pinggiran Jalan Trikora Wosi, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, tampak tak pernah sepi.
Baca juga: Minat Masyarakat Papua Barat Gunakan Pesawat Tinggi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi
Baca juga: Pengerjaan Stadion Bewela Belum Selesai tapi Bakal Diresmikan Wali Kota Sorong, Ada Apa?
Satu per satu orang memberhentikan motor dan mobilnya. Bahkan para pelanggannya rela mengantre untuk membeli bubur kacang buatan pria asal Bandung, Jawa Barat itu.
"Alhamdulillah selalu rame (ramai) kalau pagi. Mulai dari pegawai, anak sekolah, tukang ojek, masyarakat biasa, berhenti untuk beli," ujarnya ketika ditemui TribunPapuaBarat.com, Senin (1/8/2022).
Rohim telah berjualan bubur kacang di Manokwari sejak 2011 hingga sekarang.
Dari sejak itu, dia mulai membuka lapak jualannya dari pukul 06.00 WIT.
Dia mengatakan, karena permintaan yang tinggi dari masyarakat Manokwari, tak jarang persediaan bubur kacangnya bisa habis sebelum pukul 12.00 WIT.
Berjualan tak sampai setengah hari, atau hanya dalam waktu lima jam, Rohim mengaku bisa meraup keuntungan satu hingga satu setengah juta rupiah.
Menu Bubur Kacang Mas Rohim
Tak hanya bubur kacang hijau yang disediakan Rohim. Adapula bubur ketan hitam, dan menu campuran, yaitu paduan bubur kacang hijau dan bubur ketan hitam.
Menu terbaru yang ditawarkan Rohim dua bulan terakhir adalah basang, bubur jagung pulut khas daerah Makassar.
"Isteri saya orang Makassar. Jadi ya sudah, kita coba jualan ini," tutur Rohim.
Semua menu bubur Rohim, dibanderol harga yang murah meriah.
Bagi yang tak ingin mencicipi terlalu banyak, bisa membeli porsi gelas kecil, dengan harga enam ribu rupiah per gelas.
Seporsi bubur gelas ukuran sedang, pembeli cukup merogoh kocek Rp 10 ribu.
Sedangkan, semangkuk bubur buatan Rohim dibanderol Rp 15 ribu per porsi.
Dia mengaku, mulai menyiapkan semua menu buburnya sejak dini hari. Seperti merebus kacang hijau dan jagung pulut, hingga matang dan lembut.
Dari proses memasak hingga berjualan, semua dikerjakan Rohim seorang diri.
Lantaran, isteri dan kedua anaknya berada di Bandung.
Baca juga: Kisah Atang 64 Tahun, Pedagang Bubur Keliling di Manokwari, 15 Tahun Menabung demi Umroh
Baca juga: Pemprov Papua Barat Menunggak Pajak Kendaraan Dinas Rp 4 Miliar, Sekda: Itu Utang Pemerintah Daerah
Awal Berjualan Es Doger
Rohim mengungkapkan, awal merantau di Manokwari pada tahun 2000, ia mulai bekerja sebagai penjual es doger keliling.
Es Doger merupakan salah satu susu kelapa dingin yang sering ditemui di Bandung, Jawa Barat.
"Saya jualan keliling pakai gerobak. Mulai dari tengah kota sini, sampai di Arfai sana," pungkasnya.
Namun seiring perjalanan, lanjut dia, penjualan es doger mandek.
Menurut dia, hal ini karena penjualan es termasuk jualan musiman, yakni lebih cocok di musim panas.
Sedangkan, kebutuhan bubur kacang maupun bubur ketan hitam, selalu ada di tiap musim.
"Kalau jualan bubur, yah sedikit-sedikit setiap hari pasti ada pemasukan. Kalau jualan es, tergantung cuaca," tutup Rohim.
(*)