Hofni Maryen Kuli Bangunan Jadi Pengelola Perpustakaan Kampung di Distrik Sidey Manokwari
Hofni Maryen, Kuli Bangunan Jadi Pengelola Perpustakaan Kampung di Distrik Sidey Manokwari
Penulis: Elias Andi Ponganan | Editor: Jefri Susetio
Setelah setahun, ia diberi kesempatan oleh pemerintah kabupaten mengikuti bimbingan teknis pengelolaan perpustakaan.
"Sudah beberapa kali ikut bimtek, baru saya mulai paham," terang dia.
Tahap demi tahap, pola mengajarnya lebih tertata dengan baik.
Tak hanya anak-anak, orang dewasa yang belum bisa membaca juga diajak belajar bersama di perpustakaan.
Aktivitas belajar mengajar di Perpustakaan Mukcafarkor dimulai pada sore hari.
Hal itu disesuaikan dengan profesinya sebagai kuli bangunan. Selain itu, sore hari dinilai lebih efektif ketimbang pagi hari.
"Saya harus kerja bangunan. Sore pulang baru saya mulai ajar mereka membaca," tutur Hofni.
Menjadi pengelola perpustakaan sudah menjadi bagian dari sejarah perjalanan hidupnya. Tak ada niat sedikitpun untuk berhenti.
Terkadang lelah menghantui, namun semangat mencerdaskan generasi muda terus berkobar.
"Saya terinspirasi karena dulu saya tidak sempat lanjutkan ke bangku kuliah," ucapnya.
Dirinya sempat menawarkan ke beberapa masyarakat sekitar agar ikut mengajar anak-anak.
Sayangnya, tawaran direspon dengan pertanyaan biaya jasa menjadi tenaga pengajar di perpustakaan.
"Akhirnya saya putuskan untuk sendiri mengajar saja," ucapnya.
Baca juga: Cerita Pemilik Kios, 13 Tahun Jadi Penikmat Banjir di Kota Sorong
Baca juga: Kisah Pedagang Sirih Pinang di Pasar Sanggeng Manokwari yang Berhasil Kuliahkan Anaknya hingga PNS
Ia mengakui, ada honor dari pemerintah kabupaten atas jasa pengelolaan perpustakaan. Kendati honornya diterima per triwulan sekali, Hofni tetap bersyukur.
"Saya terima Rp 400 ribu tiga bulan sekali. Saya tidak melihat besaran uangnya," ujar Hofni.
Hofni menikah beberapa tahun lalu dengan Ribka Farian, perempuan kelahiran Anjai, Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw, 16 Desember 1990.
Tanpa dukungan Ribka, kemungkinan Hofni tidak mampu mengelola perpustakaan.
Pasokan buku perpustakaan diperoleh dari perpustakaan daerah milik pemerintah kabupaten.
"Kalau ada yang mau berdonasi, silahkan. Saya berterima kasih," pungkas Hofni Maryen.
(*)