Sopir Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi Tunggu Tarif Baru, Beberkan Dampak Kenaikan BBM

Sopir Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi Tunggu Tarif Baru, Beberkan Dampak Kenaikan BBM, Penghasilan Kecil Setoran Semakin Besar

Penulis: redaksi | Editor: Jefri Susetio
TRIBUNPAPUABARAT.COM/Infak Insaswar Mayor
SOPIR - Sejumlah sopir angkutan antarkota/kabupaten saat ditemui di pangkalan Wosi, Manokwari, Selasa (06/09/2022). Mereka membeberkan dampak dari kenaikan BBM 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, MANOKWARI - Para sopir angkutan darah perhubungan antar distrik di Kabupaten Manokwari tengah menunggu keputusan tarif baru.

Mereka pengin adanya kenaikan tarif karena BBM sudah terlebih dahulu naik.

"Kalau sekarang belum naik, masih seperti biasa," kata Erens Imbiri sopir angkutan Manokwari-Bintuni saat ditemui di area pangkalan Jl Wosi, Distrik Manokwari Barat, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Meski Dinamikan DPP Kencang, PPP Manokwari Solid dan Pasang Target Tinggi: Setiap Dapil 1 Kursi

Baca juga: Merasa Penting Belajar Budaya Sejak Dini, Adolf Gimbal Aktivis 98 Dirikan Sekolah Anak Budaya

Ia menjelaskan, saat ini tarif penumpang Manokwari-Bintuni Rp 500 ribu untuk penumpang yang berada di dalam mobil.

Sedangkan penumpang yang duduk di luar atau bak terbuka di belakang Rp 300 ribu perorangnya.

Akan tetapi, Pemerintah Manokwari maupun Provinsi Papua Barat belum menetapkan perubahan tarif.

Pernyataan serupa disampaikan Sabudin. Sopir angkutan umum Manokwari-Manokwari Selatan (Mansel).

Angkutan dengan kode rute G untuk tujuan Mansel belum menaikkan tarif dari harga semula Rp 80 ribu perorangnya.

"Belum kita kasih naik," ujarnya.

Baca juga: 6 DPRD Kota Sorong Temui Pendemo, Satu Jam Berorasi Tolak BBM Naik

Baca juga: Curhat Mama Penjual Sayur di Pasar Sanggeng: BBM Naik, Tarif Ojek Juga Naik

Meski begitu, tidak sedikit para sopir menaikkan ongkos angkutan sesuai dengan kondisi. Artinya, terjadi tawar menawar antara calon penumpang dengan sopir saat hendak berangkat.

Menurutnya, kenaikan BBM semakin menurunkan pendapatan para sopir. Setiap hari mereka harus menghabiskan 35 liter untuk perjalanan pulang pergi Manokwari-Manokwari Selatan.

Apalagi, para sopir harus memberikan setoran kepada pemilik angkutan. Dan, penumpang mobil sudah berkurang.

Para sopir berharap, pemerintah dapat segera mengatur tarif angkutan agar segera diberlakukan sehingga masyarakat dapat memahami kondisi yang ada.

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved