Wisata Papua Barat Daya

Ada yang Dilarang Snorkeling, Kawasan Raja Ampat Punya Wilayah yang Dibagi Beberapa Zona

Kawasan wisata Raja Ampat, di Provinsi Papua Barat Daya memiliki beberapa zona dengan aturan yang harus dipatuhi para pengunjungnya.

Tribunnews.com/istimewa
Pulau Misool, Raja Ampat, Papua Barat Daya - Kawasan wisata Raja Ampat, di Provinsi Papua Barat Daya memiliki beberapa zona dengan aturan yang harus dipatuhi para pengunjungnya. 

TRIBUNPAPUABARAT.COM - Kawasan wisata Raja Ampat, di Provinsi Papua Barat Daya memiliki beberapa zona dengan aturan yang harus dipatuhi para pengunjungnya.

Dikutip dari kkprajaampat, Wilayah Raja Ampat terdiri dari 4.6 juta hektar lautan, 1.411 pulau kecil, pulau karang atau atol, dan beting, yang mengelilingi empat pulau utama, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool.

Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral Triangle) dan merupakan pusat keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini, dikutip dari rajaampatkab.go.id.

Bahkan wisata Papua Barat ini pernah meraih penghargaan bergengsi tingkat dunia yakni Blue Park, di Lisbon, Portugal.

Baca juga: Tips Berlibur ke Raja Ampat di Wisata Papua Barat Daya dari Jakarta, Bisa Naik Pesawat atau Kapal

Namun kelimpahan itu juga pernah menjadikannya ‘sasaran’ bagi pembangunan ekonomi dalam artian yang negatif, seperti kegiatan perikanan (legal maupun ilegal) dan wisata bahari yang tidak bertanggungjawab, pertambangan minyak dan gas, hingga kegiatan penebangan hutan.

Karena hal itu, konservasi laut dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan di Raja Ampat adalah prioritas tinggi bagi pemerintah nasional, provinsi dan kabupaten.

Pemerintah dan masyarakat setempat, bekerja sama dengan Conservation International (CI), Worldwide Fund For Nature (WWF) dan The Nature Conservancy (TNC) telah mendirikan jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang berada di bawah yurisdiksi pemerintah pusat dan provinsi, yang saat ini keseluruhan luasannya mencakup 2.000.109 hektar.

Semua KKP terdiri atas beberapa zona, yang masing-masing zona mengatur kegiatan yang diperbolehkan dan dilarang.

Dikutip dari Kompas.com, bebrapa zona di Raja Ampat dibagi atas fungsinya.

Pengibaran bendera merah putih di Pulau Piaynemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (13/8/2022).
Pengibaran bendera merah putih di Pulau Piaynemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (13/8/2022). (TribunPapuaBarat.com/Safwan Ashari)

Zona Merah

Adapun Zona Inti yang dimaksud Ranny, menurut peta konservasi yang Kompas.com terima dari HPI Raja Ampat, Senin (8/6/2020), meliputi beberapa area di Waisilip, Waigeo Sebelah Barat, dan Kabilol.

Zona Inti, atau Zona Merah, hanya diperuntukkan untuk kepentingan tertentu seperti penelitian.

Ranny menuturkan, perizinan pun sangat ketat.

Kegiatan pariwisata yang tidak boleh dilakukan antara lain adalah scuba diving, snorkeling, kayak, jet ski, dan memancing.

Baca juga: Potensi Wisata Papua Barat Selevel Raja Ampat, Plt Kadisbudpar: Banyak Kekurangan Harus Diperbaiki

Zona Pink

Sementara untuk Zona Pemanfaatan Berkelanjutan, atau Zona Pink, wisatawan bisa melakukan kegiatan wisata scuba diving, snorkeling, dan kayak.

Beberapa perairan yang termasuk dalam zona tersebut adalah Perairan Teluk Mayalibit, area Pulau Yeben dan Apibok, Pulau Walo dan Sina, serta Pulau Kofiau.

Zona Biru Muda

Di Zona Biru Muda, kegiatan pariwisata diperbolehkan namun memancing hanya untuk masyarakat.

Wisatawan boleh ikut memancing tapi harus mendapat izin.

Zonanya adalah Sub-zona Sasi dan Pemanfaatan Tradisional Masyarakat.

Zona tersebut secara spesifik diperuntukkan bagi masyarakat lokal untuk dimanfaatkan.

Zona ini memperbolehkan aktivitas pariwisata berkelanjutan.

Wisatawan bisa melakukan kegiatan scuba diving, snorkeling, dan kayak.

Beberapa perairan yang termasuk dalam Zona Biru Muda antara lain adalah perairan dekat Pulau Way, Waisilip, Pulau Kofiau, dan Misool Selatan.

Baca juga: Potensi Wisata Papua Barat Selevel Raja Ampat, Plt Kadisbudpar: Banyak Kekurangan Harus Diperbaiki

 

Pulau Misool, Raja Ampat, Papua Barat
Pulau Misool, Raja Ampat, Papua Barat (Instagram/pesonaid_travel)

Zona Kuning

Sementara itu, pada Zona Perikanan Berkelanjutan, atau Zona Kuning, seluruh kegiatan pariwisata boleh dilakukan kecuali jet ski.

Sama seperti Zona Biru Muda, Zona Kuning juga memperbolehkan aktivitas pariwisata berkelanjutan.

Beberapa perairan yang terletak dalam Zona Kuning antara lain adalah Desa Wisata Arborek, Pulau Mansuar, dan Pulau Misool.

Penghargaan Raja Ampat

Penghargaan Blue Park dari Marine Conservation Institute kepada Raja Ampat, lantaran wilayah ini memiliki satwa liar laut yang luas biasa.

Blue Park Awward ini juga diberikan kepada lautan global yang telah memenuhi standar tertinggi berbasis sains untuk efektivitas konservasi.

Baca juga: Wisata Andalan Papua Barat Tak Hanya Raja Ampat, di Sorong Ada Juga Spot Asyik untuk Dikunjungi Lho

Diketahui, biota laut di kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, menjadi bagian jantung segitiga  terumbu karang dunia.

Dengan proporsi 80 persen wilayah Raja Ampat adalah perairan, dan kaya akan kehidupan bawah laut terutama terumbu karang, kawasan ini dimasukkan kedalam segitiga terumbu karang dunia (coral triangle).

Segitiga terumbu karang dunia di Kepulauan Raja Ampat ini adalah 1,6 persen wilayah lautan di planet bumi seluas 5,7 kilometer persegi yang meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timur Leste.

Disebut segitiga terumbu karang atau coral triangle, karena jika ditarik garis maya yang melingkupi terumbu karang di negara-negara tersebut, maka akan terbentuk segitiga.

Kawasan segitiga terumbu karang menyimpan kekayaan alam berupa spesies laut yang lebih banyak dari perairan mana pun di bumi dan menjaru rumah bagi 76 persen dari seluruh spesies terumbu karang, serta 37 persen dari seluruh spesies ikan terumbu karang di dunia.

Kawasan segitiga terumbu karang juga disebutkan memiliki hamparan hutan bakau terbesar di dunia.

Di perkirakan, lautan di Raja Ampat memiliki 553 jenis Karang dan rumah lebih dari 70 persen jenis karang yang ada di dunia.

Tidak hanya itu, di sana juga menjadi tempat bagi 1.456 jenis ikan karang yang membuat Kepulauan Raja Ampat menkadi kawasan dengan kekayaan jenis ikan karang tertinggi di dunia.

Ada pula 699 jenis Molusca, 5 jenis penyu dan 16 jenis mamalia laut (Cetacean). Di antara 699 jenis Moluska tersebut, 530 adalah siput-siputan (gastropoda), 159 kerang-kerangan (bivalva), 2 Scaphoda, 5 cumi-cumian (cephalopoda) dan 3 Chiton.

Pemandangan Telaga Bintang Raja Ampat, Sorong, Papua Barat, Minggu (3/3/2022). Telaga ini membentuk bintang dikelilingi terumbu karang menyerupai pulau-pulau kecil. Tribun-Video.com/ Fajri Digit
Pemandangan Telaga Bintang Raja Ampat, Sorong, Papua Barat, Minggu (3/3/2022). Telaga ini membentuk bintang dikelilingi terumbu karang menyerupai pulau-pulau kecil. Tribun-Video.com/ Fajri Digit (TribunPapuaBarat.com)

Temukan Spesies Endemik

Margasatwa Raja Ampat yang luar biasa tidak berhenti di bawah air.

Di tengah banyaknya hutan lebat di dalam pulau, orang masih dapat menemukan berbagai spesies burung termasuk Cendrawasih yang spektakuler atau burung Cendrawasih.

Ada empat jenis cenderawasih yang bisa dilihat di Sawinggrai, yakni cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magfinicus), cenderawasih kecil (Paradisaea minor), dan cenderawasih besar (Paradisaea apoda).

Dari empat jenis ini, cenderawasih merah menjadi maskot Desa Sawinggrai.

Untuk dapat menikmati tarian cenderawasih tersebut, wisatawan harus rela mendaki bukit Manjai Sawinggrai selama kurang lebih 30 menit.

Atraksi menari ini merupakan ritual kawin burung cenderawasih.

Para pejantan akan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokan bulunya untuk menarik perhatian burung betina.

Baca juga: Potret Raja Ampat di Uang Rp 100 Ribu, Menilik Lebih Dekat Piaynemo

Kawasan Pembesaran Pari Manta di Raja Ampat

Pari Manta menjadi satu di antara daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat, Papua Barat.

Waigo di sebelah barat Laguna Wayag yang masuk dalam perairan Raja Ampat, menjadi lokasi perlindungan Pari Manta.

Dikutip dari kkp.go.id, lokasi ini disebut menjadi tempat pembesaran Pari Manta pertama di dunia.

Hal ini juga sejalan dengan temuan Pakar Pari Manta mahasiswa S3 Universitas Auckland Selandia Baru, Edy Setyawan, bahwa Laguna Wayag di Raja Ampat sebagai daerah pembesaran Pari Manta Karang yang sangat penting.

Penemuan ini menjadi yang pertama dan terkonfirmasi di dunia.

Ia dan timnya telah melakukan pengamatan di Raja Ampat sejak tahun 2013.

Baca juga: Daftar Lokasi Raja Ampat untuk Rekomendasi Wisata, Manta Point hingga Pulau Kri

Dalam pengamatannya, Pari Manta karang dipasangi pelacak satelit dan akustik dan ternyata memiliki daerah jelajah yang terbatas di dalam dan sekitar Laguna Wayag saja.

Selain jadi habitatnya, Pari Manta juga memanfaatkan terumbu karang sebagai 'stasiun pembersihan' untuk menghilangkan parasit-parasit di permukaan tubuhnya dengan bantuan ikan-ikan.

Sehingga di bawah pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN), Laguna Wayag menjadi lokasi wisatawan untuk berinteraksi dengan Pari Manta di bawah kode etik yang ketat.

Tentunya hal ini untuk menjaga keseimbangan antara fungsi ekologi melalui pelindungan ekosistem dan biota penting serta fungsi ekonomi dari kawasan ini bagi pelaku wisata dan masyarakat adat.

Pengelola Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat menilai Pari Manta merupakan aset penting bagi Raja Ampat.

Yang tidak hanya berperan sebagai komponen kunci bagi kesehatan ekosistem terumbu karang, namun juga krusial untuk mendukung mata pencaharian masyarakat lokal melalui wisata bahari.

Hingga 2021, total luas kawasan konservasi telah mencapai 28,4 juta hektar atau sekitar 8,74 persen dari luas perairan Indonesia.

Seluas 10,9 juta hektar dari 28,4 juta hektar merupakan kawasan konservasi yang dikelola pemerintah provinsi yang berada di dalam area 12 mil.

(TribunPapuaBarat.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved