Korban Meninggal Akibat Kericuhan di Wamena Jadi 10 Orang, Theo Hesegem Duga Ada Pelanggaran HAM

Sebelumnya, pegiatan HAM Papua, Theo Hesegem, mengatakan ada 9 orang meninggal dunia akibat kericuhan di Kota Wamena, sedangkan 17 orang luka-luka.

(Humas Polda Papua)
Korban meninggal dunia menjadi 10 orang dalam kericuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). 

TRIBUNPAPUABARAT.COM, WAMENA - Korban meninggal dunia menjadi 10 orang dalam kericuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023).

Data itu diungkapkan Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem.

Sebelumnya, ia mengatakan ada 9 orang meninggal dunia akibat kericuhan di Kota Wamena, sedangkan 17 orang luka-luka.

Berdasarkan hasil pengecekannya di rumah sakit, Theo Hesegem mengatakan jumlah korban luka-luka tidak berubah.

"Korban luka-luka kurang lebih 17 orang. Saya baru pulang dari rumah sakit untuk melihat jenazah dan warga yang luka-luka,” kata pegiat HAM Papua itu.

Baca juga: Kericuhan di Wamena, 9 Orang Meninggal dan 17 Luka-luka, Polisi: Dipicu Isu Penculikan Anak

 

Ia menduga ada pelanggaran HAM dalam kericuhan yang berujung meninggalkan 10 warga tersebut.

"Ada dugaan pelanggaran HAM karena korban ini semua mengalami korban tembak," kata Theo Hesegem di Wamena, Jumat (23/2/2023).

Ia belum bisa memastikan soal unsur pelanggaran HAM tersebut karena merupakan kewenangan Komnas HAM.

"Penikaman dan pembunuhan warga sipil itu masuk dalam kasus kriminal, tapi ini bisa masuk dugaan pelanggaran HAM karena penggunaan senjata api,” ujar Theo Hesegem.

Menurutnya, ada prosedur tetap (protap) yang harus diikuti dalam penggunakaan senjata api.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kerusuhan di Wamena Papua: Dipicu Hoaks Penculikan Anak hingga 9 Orang Tewas

"Yang tewas ini kan (ada tembakan) di kepala, di leher. Inikan terukur yang dilakukan oleh aparat," kata Theo Hesegem.

Sebelumnya, Kapolres Jayawijaya, AKBP Hesman S Napitupulu, mengatakan kericuhan di Kota Wamena itu dipicu isu penculikan anak yang bereda di media sosial.

"Awal permasalahan adalah warga melihat ada kendaraan membawa anak kecil yang diduga sebagai penculikan,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman S Napitupulu, Kamis (23/2/2023).

Menurut Hesman, saat polisi berusaha menenangkan warga, massa malah melempar petugas menggunakan batu.

Baca juga: Gara-gara Isu Penculikan Anak, Wanita Dibakar Hidup-hidup di Sorong, Polisi Pantau Sekolah-sekolah

Sumber: Tribun papua
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved